Bahaya Besar Jika NATO Nekat Perang Lawan Rusia, Sekutu Putin: Bencana Bagi Semua Orang!
Rusia benar-benar marah dengan keterlibatan NATO dalam perang yang bergejolak di Ukraina.
TRIBUNPALU.COM - Rusia benar-benar marah dengan keterlibatan NATO dalam perang yang bergejolak di Ukraina.
Apalagi, NATO seolah acuh dengan peringatan Rusia terkait bantuan persenjataan untuk Ukraina.
Kondisi yang makin memanas diyakini dapat memicu terjadinya perang nuklir.
Mantan Presiden Dmitry Medvedev, yang kini menjabat Wakil Ketua Dewan Keamanan Federasi Rusia, mengatakan konflik seperti itu dengan NATO selalu membawa risiko berubah menjadi perang nuklir besar-besaran.
Baca juga: Mimpi Buruk Terwujud Jika NATO Konflik dengan Rusia, Sekutu Putin: Perang Nuklir Besar-besaran
"Negara-negara NATO memompa senjata ke Ukraina, melatih pasukan untuk menggunakan peralatan Barat, mengirim tentara bayaran dan latihan negara-negara Aliansi di dekat perbatasan kita meningkatkan kemungkinan konflik langsung dan terbuka antara NATO dan Rusia," kata Medvedev dalam sebuah posting Telegram, Kamis (12/5/2022).
"Konflik seperti itu selalu memiliki risiko berubah menjadi perang nuklir penuh," kata Medvedev.
"Ini akan menjadi skenario bencana bagi semua orang," pungkasnya.
Sejauh ini, Rusia dan Amerika Serikat memiliki kekuatan nuklir terbesar di dunia.
Rusia memiliki sekitar 6.257 hulu ledak nuklir.
Baca juga: Lobi Asia Boikot Putin, Uni Eropa Sebut Invasi di Ukraina Bukti Nyata Rusia Rusak Tatanan Dunia
Sedangkan tiga kekuatan nuklir NATO; AS, Inggris, dan Prancis memiliki sekitar 6.065 hulu ledak gabungan, menurut Arms Control Association di Washington.
Putin mengatakan operasi khusus di Ukraina dilakukan karena AS menggunakan Kyiv untuk mengancam negaranya.
Moskow, menurut Putin, juga harus melawan penganiayaan terhadap orang-orang berbahasa Rusia.
Putin, yang mengatakan Ukraina dan Rusia pada dasarnya adalah satu, menyebut perang itu sebagai konfrontasi yang tak terhindarkan dengan Amerika Serikat, yang dia tuduh mengancam Rusia dengan ikut campur di halaman belakangnya melalui perluasan NATO ke arah timur.
Di sisi lain, Ukraina menganggap sedang memerangi perampasan tanah gaya kekaisaran, Kyiv juga menilai klaim genosida Putin adalah omong kosong.
Kyiv mengatakan invasi Putin hanya memperkuat keinginan rakyat Ukraina untuk berpaling ke barat dari orbit Rusia.
