Surah Al Qiyamah dan Tafsirnya Ayat 31 hingga 35, Lengkap dengan Tulisan Arab, Latih dan Artinya

Berikut adalah bacaan Surah Al Qiyamah ayat 31 hingga 35 yang diikuti tafsir serta terjemahannya.

Sajian Sedap
Bacaan Surah Al Qiyamah 

Ayat ini menjelaskan beberapa sebab mengapa para pendurhaka diseret ke neraka, karena dia dahulu tidak mau membenarkan Al-Qur’an dan Rasul dan juga tidak mau melaksanakan salat, tetapi justru dia mendustakan Rasul dan berpaling dari kebenaran.

Bukan hanya sampai di situ, bahkan kemudian dia pergi kepada keluarganya dengan sombong.

Dapat juga diartikan bahwa ayat 31-32, menggambarkan hubungannya yang buruk terhadap Allah, sedangkan ayat 33 menggambarkan buruknya hubungan sosial.

Ayat-ayat ini menerangkan bahwa orang kafir itu tidak mau membenarkan rasul, dan berpaling dari kebenaran serta tidak mau mengerjakan salat. Ia selalu mendustakan Rasulullah dan Al-Qur'an, dan tidak mau mengesakan Allah. Ia tetap menyekutukan-Nya dan meyakini bahwa Tuhan itu berbilang. Ia juga tidak mau mengerjakan kewajiban-kewajiban yang dibebankan kepadanya, dan selalu menentang dan berpaling dari perintah Tuhan, serta terpengaruh oleh kesenangan duniawi.

Ayat 32

Ayat ini menjelaskan beberapa sebab mengapa para pendurhaka diseret ke neraka, karena dia dahulu tidak mau membenarkan Al-Qur’an dan Rasul dan juga tidak mau melaksanakan salat, tetapi justru dia mendustakan Rasul dan berpaling dari kebenaran.

Bukan hanya sampai di situ, bahkan kemudian dia pergi kepada keluarganya dengan sombong.

Dapat juga diartikan bahwa ayat 31-32, menggambarkan hubungannya yang buruk terhadap Allah, sedangkan ayat 33 menggambarkan buruknya hubungan sosial

Ayat-ayat ini menerangkan bahwa orang kafir itu tidak mau membenarkan rasul, dan berpaling dari kebenaran serta tidak mau mengerjakan salat.
Ia selalu mendustakan Rasulullah dan Al-Qur'an, dan tidak mau mengesakan Allah.

Ia tetap menyekutukan-Nya dan meyakini bahwa Tuhan itu berbilang.

Ia juga tidak mau mengerjakan kewajiban-kewajiban yang dibebankan kepadanya, dan selalu menentang dan berpaling dari perintah Tuhan, serta terpengaruh oleh kesenangan duniawi.

Baca juga: Bacaan dan Tafsir Surah Al Qiyamah Ayat 16 hingga 20, Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin & Artinya

Ayat 33

Ayat ini menjelaskan beberapa sebab mengapa para pendurhaka diseret ke neraka, karena dia dahulu tidak mau membenarkan Al-Qur’an dan Rasul dan juga tidak mau melaksanakan salat, tetapi justru dia mendustakan Rasul dan berpaling dari kebenaran.

Bukan hanya sampai di situ, bahkan kemudian dia pergi kepada keluarganya dengan sombong.

Dapat juga diartikan bahwa ayat 31-32, menggambarkan hubungannya yang buruk terhadap Allah, sedangkan ayat 33 menggambarkan buruknya hubungan sosial

Ayat ini selanjutnya menjelaskan bahwa orang kafir itu tidak hanya menantang dan tidak mau patuh kepada Allah, bahkan dia mendatangi keluarga dan sanak familinya untuk menceritakan segala sikapnya itu dengan sombong dan angkuh.

Orang-orang yang mengingkari Allah selalu bersikap mendustakan kebenaran Ilahi dengan hatinya, serta berbuat dan bertindak sehari-hari dengan sikap itu.

Lebih dari itu, dia merasa bangga dan sombong terhadap apa yang dikerjakannya.

Tidak sedikit pun kebaikan menurut pandangan Allah yang melekat pada diri orang itu, lahiriah maupun batiniah.

Ayat 34

Atas sikapnya yang buruk terhadap Allah dan sesama khususnya kepada keluarga, ayat ini menggambarkan kecaman yang diterimanya. Celakalah kamu! Maka celakalah!

Sekali lagi, celakalah kamu hai manusia durhaka! Maka celakalah!
Kalimat dalam ayat-ayat ini tertuju kepada setiap orang yang durhaka dan mengingkari keniscayaan Kiamat.

Ayat ini menegaskan bahwa dengan nada mengancam, Allah mengingatkan orang kafir akan kedatangan kecelakaan baginya. Ucapan ini berarti suatu ancaman dan peringatan keras. Merekalah yang paling patut dan pantas menerima siksaan. Orang Arab mengucapkan kalimat itu kepada seseorang yang mengerjakan perbuatan tercela.

Ayat 35

Atas sikapnya yang buruk terhadap Allah dan sesama khususnya kepada keluarga, ayat ini menggambarkan kecaman yang diterimanya. Celakalah kamu!

Maka celakalah! Sekali lagi, celakalah kamu hai manusia durhaka! Maka celakalah!

Kalimat dalam ayat-ayat ini tertuju kepada setiap orang yang durhaka dan mengingkari keniscayaan Kiamat.

Ancaman ini diulang sekali lagi untuk memperkuatnya, "Kecelakaanlah bagi orang kafir dan kecelakaan baginya."

Diriwayatkan oleh ahli-ahli tafsir dari Qatadah bahwa pada suatu hari Rasulullah saw memegang erat-erat lengan Abu Jahal sambil menghardik musuh Allah itu, "Celaka engkau hai Abu Jahal, celaka engkau!" Abu Jahal menjawab dengan sombong, "Muhammad, engkau mengancamku? Demi Allah, tak sanggup engkau berbuat sesuatu terhadapku, bahkan Tuhan yang engkau sembah juga tidak! Demi Allah, saya ini lebih perkasa dari segala orang yang berjalan antara bukit ini, dari segala penduduk Mekah."

Tetapi di hari pertempuran Badar, Allah membinasakan Abu Jahal dengan kematian yang buruk sekali. Ketika berita tewasnya Abu Jahal disampaikan kepada Rasulullah, beliau bersabda,

"Sesungguhnya setiap umat itu ada Fir'aunnya (ada orang yang paling sombong), maka Fir'aun dari umat ini adalah Abu Jahal." Sa'id bin Jubair bertanya kepada Ibnu 'Abbas tentang perkataan "aula laka fa aula" ini, apakah sesuatu yang diucapkan Nabi ini berasal dari dirinya atau memang Allah yang menyuruhnya?

Ibnu 'Abbas menjawab, "Benar beliau yang mengucapkannya, kemudian Allah menurunkan wahyu sama dengan ucapan beliau itu."

Kutukan Allah ini berlaku bagi orang yang berwatak seperti Abu Jahal yang akan muncul pada setiap masa.

(TribunPalu/Kim)

Sumber: Tribun Palu
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved