DMI Sulteng
Capek Jadi Anggota DPR, Ahmad Ali; Saya Mau Masuk Sorga Juga Bos!
Pria kelahiran 16 Mei 1969 yakin ketidakhadirannya di bursa DPR 2024 dari dapil Sulteng akan diisi pengabdi terbaik.
TRIBUNPALU.COM, PALU - Dua periode menjadi anggota DPR-RI asal Sulawesi Tengah sejak 2014, Ahmad M Ali (53), kembali menegaskan dirinya sudah 'jenuh' jadi legislator nasional di Senayan, Jakarta.
Politisi dan pengusaha kelahiran Bungku, Morowali itu, mengaku akan tetap menjalankan tugas parlementariannya dan tugas kepartaian sebagai Wakil Ketua Umum DPP Nasdem di Jakarta.
Ketua DPW Dewan Masjid Indonesia (DMI) Sulawesi Tengah itu ingin fokus beramal di masjid.
“Bos kalau mau berpolitik saya tidak butuh dari masjid. Saya sudah terbukti jadi anggota DPR dua periode dengan suara terbanyak. Ini mau buat kebaikan, mau masuk surga saya juga bos,” kata Ahmad Ali dalam sambutannya dalam Tablig Akbar dan Pelantikan pengurus DMI Palu di Lapangan Vatulemo, Kota Palu, Senin (30//5/2022).
Hadir juga Ketua DPRD Sulteng, Nilam Sari Lawira, Ketua DMI Kota Palu Sirajuddin Ramly Ustadz Das’ad Latif PhD, Kepala Kemenag Palu, dan Ketua MUI Kota Palu, KH Zainal Abidin.
Baca juga: Ahmad M Ali Terpilih Aklamasi Nahkodai IKA Untad Sampai Tahun 2027
Di hadapan 500-an pengurus dan warga, Ketua DPW Partai Nasdem Sulteng itu menantang politisi lain untuk bersaing memperebutkan 4 kursi jatah Sulteng di parlemen Senayan.
Pernyataannya soal tak lagi maju di DPR, menanggapi suara sumbang, bahwa dia mengurus DMI karena untuk "politik identitas" dan maju ke palangan eksekutif.
"Saya ini dua kali jadi anggota DPR, suara terbanyak. saya tak pernah pakai masjid untuk politik," kata pria kelahiran 16 Mei 1969 tersebut.
Dia memimta pengurus DMI tidak menanggapi cibiran itu.
Sejatinya pernyataan suami Ketua DPRD Sulteng Nilam Sari Lawira bukan hal baru.
Sejak rotasi sebagai Ketua Fraksi Partai Nasdem DPR-RI, awal Februari 2022 lalu, penegasan tak ingin maju DPR di pemilu 2024 mendatang itu sudah berulang.
Soal pencopotannya di elite DPR, Ketua IKA Universitas Tadulako itu, menyatakan dirinya dihukum oleh Ketum DPP Nasdem, Surya Paloh.
"Karena saya sedang dihukum oleh ketum, dihukum dalam tanda kutip. Saya diberikan tugas yang lebih berat lagi untuk melakukan konsolidasi secara nasional," katanya di Jakarta, awal Februari.
Ia digantikan oleh Roberth Rouw.
Di beberapa forum publik formil dan informil, di hadapan wartawan dan orang dekatnya, pernyataan itu diungkap, dalam tiga bulan terakhir.