Bacaan dan Tafsir Surah Al Muddassir Ayat 36 hingga 40, Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin & Artinya
Berikut ini adalah bacaan dan tafsir Surah Al Muddassir lengkap dengan artinya..
فِيْ جَنّٰتٍ ۛ يَتَسَاۤءَلُوْنَۙ - ٤٠
40. fī jannātiy yatasā`alụn
berada di dalam surga, mereka saling menanyakan,
Baca juga: Bacaan & Tafsir Surah Al Muddassir Ayat 26 hingga 30, Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin dan Artinya
Tafsir Surah Al Muddassir Ayat 36 hingga 40
Ayat 36
Sebagai ancaman yang mengerikan dan sekaligus sebagai peringatan bagi manusia,
Dalam ayat-ayat ini, Allah memperingatkan bahwa tidak ada jalan bagi manusia untuk mengingkari kekuasaan-Nya yang nyata-nyata dapat mereka saksikan sendiri. Kata-kata "kalla" (sekali-kali tidak) juga merupakan bantahan terhadap ucapan-ucapan orang musyrik di atas.
Untuk menguatkan hal itu, Allah bersumpah dengan bulan, malam bila ia telah berlalu, dan bila subuh mulai bersinar.
Dengan bulan, malam, dan subuh itu Allah menegaskan bahwa neraka Saqar itu merupakan suatu bencana yang amat dahsyat bagi umat manusia.
Ada yang menerangkan bahwa maksud ihda al-kubar (salah satu bencana yang sangat besar) adalah salah satu dari tujuh neraka yang dahsyat.
Ketujuh lembah neraka (seperti yang disebutkan dalam ayat-ayat lain) itu adalah: Jahanam, Ladha, Huthamah, Sa'ir, Saqar, Jahim, dan Hawiyah. Hal tersebut adalah sebagai ancaman bagi manusia.
Adanya tujuh neraka itu (satu di antaranya Saqar) merupakan ancaman bagi yang masih tidak mau tunduk kepada kehendak Allah.
Ada yang mengartikan nadhir (yang memberi ancaman) itu adalah sifat Allah, sehingga arti ayat ini adalah:
"Aku ini memberikan ancaman kepadamu, karena itu hendaklah kamu takut kepada ancaman itu". Ada yang mengartikan nadhir sebagai sifat Nabi Muhammad seperti disebutkan dalam ayat kedua di atas tadi.
Ayat 37
Yaitu bagi siapa di antara kamu yang ingin maju meraih kebajikan atau mundur sehingga enggan untuk meraihnya.
Allah menegaskan bahwa ancaman tersebut ditujukan kepada siapa saja yang mau menerima atau menolaknya.
Boleh saja ancaman itu ditolak, namun akan merasakan akibatnya, seperti halnya al-Walid yang disebut dalam ayat yang lalu.
Yang berkehendak maju atau mundur dalam ayat ini berarti "bagi siapa yang ingin mencapai kebaikan dan perbuatan taat sebanyak-banyaknya atau menjauhi kebaikan dan ketaatan itu sehingga terjatuh ke dalam lembah dosa dan maksiat".
Secara singkat dapat dijelaskan bahwa orang-orang kafir itu telah memahami tentang adanya neraka Saqar, siksaannya, dan para malaikat penjaganya.
Terserah kepada mereka apakah akan segera menghindarinya dengan mengejar sebanyak mungkin perbuatan amal saleh dan taat, ataukah tetap menolak dan mengingkarinya, sehingga pada saat yang dijanjikan, mereka akan melihat sendiri buktinya.
Dari ayat ke-37 ini, Ibnu 'Abbas menyimpulkan bahwa selain kalimat-kalimatnya bersifat ancaman (tahdid), juga merupakan suatu maklumat bahwa siapa yang beriman dan taat kepada Nabi Muhammad pasti dibalasi dengan pahala yang tiada putusnya, sebaliknya yang menolak kebenaran Muhammad saw serta mendustainya akan disiksa dengan azab yang tiada henti-hentinya.
Baca juga: Bacaan & Tafsir Surah Al Muddassir Ayat 21 hingga 25, Lengkap dengan Tulisan Arab, Latin dan Artinya

Ayat 38
Ayat-ayat berikut merupakan pernyataan kepada manusia seluruhnya dalam kaitan dengan kebebasan memilih yang telah ditegaskan pada ayat-ayat sebelumnya.
Manusia mau maju meraih kebaikan atau mundur yang jelas setiap orang bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya masing-masing, kecuali golongan kanan golongan inilah yang meraih keberuntungan karena memilih yang baik.
Dalam ayat ini Allah menegaskan bahwa setiap jiwa manusia tergadai di sisi Allah.
Baik yang muslim maupun yang kafir, yang ingkar atau pun yang taat, semuanya tergantung kepada Allah.
Tiap jiwa terikat dengan amal yang dikerjakan sampai hari Kiamat, kecuali golongan kanan.
Artinya mereka dapat melepaskan keterikatan mereka di sisi Allah dengan amal-amal baik yang mereka kerjakan, sebagaimana halnya seorang dapat melepaskan diri dari status gadai karena telah membayarkan kewajibannya.
Golongan kanan yang dimaksudkan adalah orang-orang mukmin yang ikhlas, yang menerima buku amalan mereka di sebelah kanan di hari Kiamat.
Akan tetapi, ada pula yang mengatakan golongan kanan dalam ayat ini adalah anak-anak yang memang belum diperhitungkan dosa dan kejahatannya.
Bahkan ada yang berpendapat golongan kanan itu adalah para malaikat.
Ayat 39
Ayat-ayat berikut merupakan pernyataan kepada manusia seluruhnya dalam kaitan dengan kebebasan memilih yang telah ditegaskan pada ayat-ayat sebelumnya.
Manusia mau maju meraih kebaikan atau mundur yang jelas setiap orang bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya masing-masing, kecuali golongan kanan golongan inilah yang meraih keberuntungan karena memilih yang baik.
Dalam ayat ini Allah menegaskan bahwa setiap jiwa manusia tergadai di sisi Allah.
Baik yang muslim maupun yang kafir, yang ingkar atau pun yang taat, semuanya tergantung kepada Allah.
Tiap jiwa terikat dengan amal yang dikerjakan sampai hari Kiamat, kecuali golongan kanan.
Artinya mereka dapat melepaskan keterikatan mereka di sisi Allah dengan amal-amal baik yang mereka kerjakan, sebagaimana halnya seorang dapat melepaskan diri dari status gadai karena telah membayarkan kewajibannya.
Golongan kanan yang dimaksudkan adalah orang-orang mukmin yang ikhlas, yang menerima buku amalan mereka di sebelah kanan di hari Kiamat.
Akan tetapi, ada pula yang mengatakan golongan kanan dalam ayat ini adalah anak-anak yang memang belum diperhitungkan dosa dan kejahatannya.
Bahkan ada yang berpendapat golongan kanan itu adalah para malaikat.
Ayat 40
Golongan kanan yang disebut pada ayat yang lalu, meraih keberuntungan yaitu berada di dalam surga, mereka saling menanyakan, yaitu bertanya tentang keadaan orang-orang yang berdosa, yang boleh jadi ketika di dunia mereka saling mengenal.
Penghuni surga itu bertanya, "Apa yang menyebabkan kamu masuk ke dalam neraka Saqar?” Tidak dijelaskan secara teknis bagaimana adegan dialog itu terjadi.
Ayat ini menjelaskan lebih lanjut bahwa golongan kanan itu tempatnya di surga, mereka saling bertanya bagaimana nasib golongan yang durhaka.
Mereka disambut oleh malaikat dengan ucapan salam sebagaimana firman Allah: Maka,"Salam bagimu (wahai) dari golongan kanan!" (sambut malaikat). (al-Waqi'ah/56: 91)
Dan firman Allah: Penjaga-penjaganya berkata kepada mereka, "Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu, berbahagialah kamu! Maka masuklah, kamu kekal di dalamnya." (az-Zumar/39: 73)
(TribunPalu/Kim)