Universitas Tadulako
Tim Pemenangan Paslon Terpilih Tanggapi Penolakan Majelis Mahasiswa Untad
Tim Pemenangan Amming-Asyita menanggapi penolakan hasil penghitungan suara pemilihan presma dan wapresma oleh Majelis Mahasiswa (MM)
Laporan Wartawan TribunPalu.com, Fandy Ahmat
TRIBUNPALU.COM, PALU - Tim Pemenangan Amming-Asyita menanggapi penolakan hasil penghitungan suara pemilihan presma dan wapresma oleh Majelis Mahasiswa (MM) Universitas Tadulako (Untad).
Amming-Asyita merupakan paslon pemenang dalam pemilihan presma dan wapresma Untad setelah meraup 2.060 suara.
Namun MM Untad sebagai lembaga legislatif mahasiswa tertinggi menolak hasil penghitungan suara karena dianggap adanya intervensi dari birokrasi kampus.
Menanggapi hal itu, Ketua Tim Pemenangan Amming-Asyita, Salahuddin menegaskan tidak ada alasan MM Untad menolak hasil pemilu raya.
"Tidak ada landasan MM Untad di AD/ART untuk menolak hasil penghitungan suara. Kan mereka yang melaksanakan proses pemilihan sampai selesai," ujar Salahuddin saat dihubungi, Jumat (17/6/2022).
Baca juga: Bobotoh Berduka, Membludaknya Penonton Diduga Jadi Penyebab 2 Fans Persib Bandung Meninggal
Mahasiwa akrab disapa Daeng itu menjelaskan, MM Untad sebelumnya dua kali menunda agenda pemungutan dan penghitungan suara.
Penundaan ini dianggap dilakukan secara sepihak oleh MM Untad karena tidak adanya konfirmasi kepada para paslon.
Sebelum agenda pemilihan pada 13 Juni 2022, ketua panita bersama pengurus MM membuat kesepakatan dengan Wakil Rektor (Warek) Bidang Kemahasiswaan (Bima) Untad.
Kesepakatan diambil di antaranya tidak ada lagi penundaan terkait pemungutan dan penghitungan suara seperti sebelum-sebelumnya.
"Ada kesekapatan bahwa tidak ada lagi penundaan pemilihan, termasuk penghitungan suara. Jadi sudah melalui langkah-langkah mediasi dan beberapa kesepakatan serta ditandatangani langsung," terang Daeng.
Baca juga: Ramalan Zodiak Cinta Besok Minggu 19 Juni 2022: Leo Didekati Sahabat, Pisces Siap ke Hubungan Serius
Agenda penghitungan suara awalnya dijadwalkan pada 13 Juni 2022, di hari yang sama seusai pemilihan.
Sebab, Daeng bersama tim pemenangan masing-masing paslon mengaku khawatir terkait kondisi kotak suara jika sampai bermalam.
Akan tetapi, ketua panitia dan MM Untad tidak ingin langsung melakukan penghitungan suara.
Sehingga staf warek bima datang untuk kembali memediasi soal agenda penghitungan suara.
Dari pertemuan itu, maka disepakati agenda penghitungan suara dilaksanakan keesokan harinya atau Selasa (14/6/2022) pukul 09.00 Wita.
Demi menjaga keamanan kotak suara, tim pemenangan paslon nomor urut 1 dan 3 bermalam di Sekretariat MM Untad hingga waktu penghitungan tiba.
Daeng menambahkan, mereka juga bersepakat bahwa warek bima akan mengambil alih jika penghitungan suara tak kunjung dilakukan sesuai waktu yang ditetapkan.
Namun saat ingin dilakukan penghitungan suara, terjadi perdebatan antara Ketua MM Untad dengan panitia.
Baca juga: Kronologi 2 Bobotoh Meninggal Dunia di GBLA Jumat Malam: Diduga Jatuh Saat Berdesakan Masuk Stadion
Ketua MM Untad Steven Sitady menolak adanya penghitungan suara dengan dalih warek bima telah mengintervensi proses pemilu raya.
Meski mendapat penolakan dari MM Untad dan ketua panitia, sejumlah panitia lainnya tetap melanjutkan penghitungan suara.
Penghitungan suara dilakukan di Media Center Untad pada sore harinya hingga Rabu (15/6/2022) dini hari.
"Jadwal penghitungan suara sempat tertunda hingga sore karena ketua panitia dan Ketua MM Untad menolak. Namun atas dasar kesepakatan sebelumnya, kami meminta warek bima untuk memfasilitasi penghitungan suara," jelas Daeng.
Ia pun menepis tudingan MM Untad soal adanya intervensi warek bima dalam proses pemilihan presma dan wapresma 2022.
Menurut Daeng, wakil rektor sebatas memfasilitasi dan sudah menjadi tugasnya menyikapi jika terjadi gejolak di tataran lembaga kemahasiswaan.
"Kami memandang ini tidak ada intervensi. Penghitungan suara diambil alih warek bima karena tidak dilakukan sesuai jadwal. Warek bima memfasilitasi proses penghitungan dan disaksikan semua mahasiswa. Kemudian lembaga DPM/BPM fakultas dan panitia yang ada sebagai pelaksana teknis penghitungan," tutur Daeng. (*)