Iduladha 2022
Warga Muhammadiyah Salat Iduladha 2022 di Kampus Unismuh Luwuk Banggai, Berikut Isi Khutbahnya
Pelaksanaan salat Iduladha 1443 Hijriyah di pelataran kampus Unismuh Luwuk Banggai, Jl Ahmad Dahlan Luwuk, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengan, Sabtu (
Penulis: Asnawi Zikri | Editor: Haqir Muhakir
Niatnya sudah ikhlas, tekadnya sudah bulat dan utuh. Esok pagi pada waktu dhuha’ perintah Allah itu akan ditunaikan.
Karenanya hari pelaksanaan kurban itu disebut Hari Nahar.
Baca juga: Prakiraan Cuaca BMKG Besok Minggu, 10 Juli 2022: Ambon Diguyur Hujan Sepanjang Hari, Lampung Cerah
Farid Haluti, menyampaikan, kata Qurban yang berasal dari kata qaruba-qaribun yang berarti dekat, mengandung sebuah pengorbanan atau simbol terhadap apa yang kita cintai.
Posisi dekat dengan Allah tentu bukan merupakan bawaan sejak lahir, melainkan sebagai hasil dari latihan dalam menjalankan apa yang diperintahkan Allah.
Menurut Farid Haluti, sering kali terjadi benturan antara keinginan diri (hawa nafsu) dengan keinginan Allah (ibadah).
Di sinilah akan nyata keperpihakan kita, apakah pada Allah atau pada yang lainnya.
Sehingga pertanyaan dalam bentuk “muhasabah atau evaluasi diri” dalam konteks ini adalah “mampukah kita mengorbanan keinginan dan kesenangan kita karena kita sudah berpihak pada Allah? Sekali lagi ibadah haji dan ibadah qurban merupakan gerbang mencapai kedekatan kita dengan Allah SWT.
Farid Haluti, menerangkan, bahwa Nabi Ibrahim adalah ikon manusia yang begitu dekat dengan Allah, yang karenanya diberi gelar kekasih Allah.
Sosok nabi dengan kedekatan dan kepatuhannya secara paripurna kepada Allah tampil sekaligus dalam dua ibadah di hari raya Iduladha, yakni ibadah haji dan ibadah qurban.
Dalam ibadah haji peran, Nabi Ibrahim tak bisa dilepaskan. Tercatat bahwa syariat ibadah ini sesungguhnya berawal dari panggilan Nabi Ibrahim yang diperintahkan oleh Allah SWT.
Dalam surat Alhajj ayat 27 Allah berfirman, yang artinya: “Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh,”.
Ibadah haji dan qurban yang dewasa ini kita laksanakan sangat syarat dengan nilai-nilai sosial dan moral.
Ibadah haji di samping menjadi simbol persatuan dan persaudaraan umat Islam sedunia, juga mengandung makna yang begitu dalam khusunya dalam mengugah rasa sosial kita.
Ibadah haji harus diawali dengan kesiapan seseorang untuk menanggalkan seluruh atribut dan tampilan luar yang mencerminkan kedudukan dan status sosialnya.
Manusia datang dengan hanya mengenakan dua helai kain ihram yang mencerminkan sikap tawaddu dan kesamaan antar seluruh manusia.
Dalam hal ini, pesan yang dibawa adalah bahwa tidak ada perbedaan antara batasan dan bawahan, tidak ada perbedaan antara orang kaya dan orang miskin, tidak ada perbedaan majikan dan pembantu, semua sama. Hal yang membedakaannya adalah ketaqwaannya dihadapan Allah.