KKB Papua
'Kirim untuk Jokowi' KKB Papua Tunjukan Kepala Warga Sipil Usai Dipenggal, Disebut Intelijen TNI
Belum lama setelah tragedi pembantaian 10 warga sipil, KKB Papua kembali melakukan serangan sadis.
TRIBUNPALU.COM - Aksi kejam kembali dilakukan Kelompok Separatis atau biasa disebut KKB Papua.
Belum lama setelah tragedi pembantaian 10 warga sipil, KKB Papua kembali melakukan serangan sadis.
Kali ini, seorang pendulang emas di Kabupaten Yahukimo tewas setelah dieksekusi KKB Papua.
Aksi pembunuhan warga sipil itu dilakukan KKB Papua pada Selasa (19/7/2022).
Baca juga: Panglima KKB Papua Akhirnya Buka Suara Usai Bantai 10 Warga, Ungkap Alasan Lakukan Penyerangan
Artinya, pembunuhan di Yahukimo terjadi hanya selang tiga hari setelah KKB Papua melakukan pembantaian 10 warga sipil di Kabupaten Nduga.
Tunjukan Kepala Korban
Dalam video yang beredar di media sosial, KKB Papua nampak memperlihatkan kepala seorang warga sipil usai dipenggal.
Menurut klaim KKB Papua, warga sipil itu adalah intelijen TNI yang menyamar sebagai pendulang emas di Korowai, Kabupaten Yahukimo.
Dalam pesan tertulis juru bicara KKB Papua, Sebby Sambom, disebutkan aksi penyerangan itu dilakukan kelompok pimpinan Bocor Sobolim.
Setelah melakukan eksekusi, KKB Papua kemudian memenggal kepala korban dan direkam menjadi sebuah tayangan video.
Melalui video itu, KKB Papua pimpinan Bocor Sobolim meminta pemerintah Indonesia untuk segera mengevakuasi jenazah korban.
Tak hanya itu, KKB Papua juga meminta agar jenazah korban dikirim untuk Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
“Pemerintah Indonesia segera evakuasi mayat korban dan kirim kepada Presiden Jokowi di Istana Negara di Jakarta, supaya presiden puas dengan darah manusia karena dia arogan,” tulis KKB Papua dalam pesan yang diteruskan Sebby Sambom.
Baca juga: Isak Tangis Keluarga Pecah Saat Pemakaman Warga Palu yang Tewas Ditembak KKB Papua
Lebih lanjut, KKB Papua juga memperingatkan pemerintah Indonesia tentang kemungkinan jatuhnya korban lebih banyak.
KKB Papua menegaskan, tak akan berhenti menebar teror sebelum permitaan perundingan dituruti Pemerintah Indonesia.
“Pasukan TPNPB akan bunuh lebih banyak lagi, jika Presiden Indonesia tidak mau perunding dengan tim juru runding TPNPB bersama delegasi dari semua organisasi yang berjuang Papua merdeka,” tulis KKB Papua.
Bantai 10 Warga Sipil
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Nduga menyerbu dan menembaki warga sipil, 10 orang diyatakan tewas dalam pembantaian ini.
Total ada 10 warga sipil yang meninggal dunia di Kampung Nanggolait, Kabupaten Nduga, Papua, Sabtu (16/7/2022) pagi.
Jumlah ini bertambah setelah satu korban bernama Sudirman (36), sebelumnya mengalami kritis.
Sementara, dua lainnya selamat. Total ada 12 korban serangan KKB yang diduga dikomandoi Egianus Kogoya.
“Dari korban yang semula hanya berjumlah tujuh orang, saat ini menjadi 12 korban di mana 10 korban meninggal dunia," ungkap Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal di Jayapura, Sabtu sore.
Kamal menuturkan, sembilan korban meninggal dievakuasi ke Timika, Kabupaten Mimika.
Baca juga: Punya Pekerjaan Penting, Ini Identitas Warga Palu Korban Serangan KKB Papua: Orang Dekat Bupati!
Sementara satu jenazah lainnya diambil pihak keluarganya untuk dimakamkan di Distrik Kenyam, ibu kota Kabupaten Nduga.
"Adapun dua korban luka-luka juga dievakuasi ke Timika,” kata Kamal.
Belum diketahui ihwal dan motif penembakan hingga pembantaian tersebut.
Namun, Kamal menuturkan penyerangan bermula saat satu di antara korban yang merupakan pedagang kelontongan dan tujuh orang lainny berada di dalam truk.
“Diketahui bahwa truk tersebut merupakan kendaraan pengangkut barang,” ujarnya.
Terkini, anggota Polres Nduga dengan perbantuan Satgas Damai Cartenz serta prajurit TNI masih mengejar para pelaku.
“Korban meninggal dunia maupun luka-luka sore ini akan dievakuasi oleh TNI-Polri ke Kabupaten Mimika. Kapolres Mimika juga telah menyiapkan ambulance untuk melakukan penjemputan,” kata Kombes Kamal.
Para korban dievakuasi menggunakan helikopter milik Polri dan TNI Angkatan Udara, serta pesawat Rimbun Air.
Berikut identitas 10 korban meninggal dunia yang dihimpun Tribun-Papua.com:
1. Yulius Watu, laki-laki, usia 23 tahun, swasta, suku NTT
2. Hubertus Goti, laki- laki, usia 23 tahun, swasta, suku NTT
3. Daeng Marannu, laki-Laki, usia 42 tahun, swasta, suku Selayar
4. Taufah Amir, laki-laki, usia 42 tahun, swasta, suku Selayar
5. Johan, laki-laki, usia 26 tahun, swasta, suku NTT, Kabupaten Manggarai
6. Alex, laki-laki, usia 45 tahun, swasta, suku Kei-Ambon
7. Eliaser Baner, Pendeta.
8. Nasjen, Laki-laki, usia 41 tahun, swasta, Sulawesi Selatan.
10. Yuda Gurusinga, laki-laki, usia 42 tahun, swasta, suku Selayar. (*)