Tari Tradisional Sulteng
Sejarah Tari Torompio, Salah Satu Tari Tradisional Sulteng Asal Suku Pamona Poso
Sejarah Tari Torompio bermula pada masa penjajahan Jepang di Indonesia terutama di Tanah Poso pada saat pembukaan jalan Takolekaju.
TRIBUNPALU.COM - Tari Torompio merupakan salah satu Tari Tradisional Sulteng.
Tari Torompio ini tepatnya berasal dari Suku Pamona, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.
Dikutip Tribunpalu.com dari Wikipedia, Sejarah Tari Torompio bermula pada masa penjajahan Jepang di Indonesia terutama di Tanah Poso pada saat pembukaan jalan Takolekaju.
Tari Torompio diyakini berasal dari Pamona Timur (Taripa).
Pada tahun 1943 atas jasa Almarhum Bapak T Lanipa yang ketika itu sebagai guru di Taripa, tarian ini menjadi populer.
Mulai saat itulah tarian ini dikembangkan dan dilestarikan oleh masyarakat Pamona di seluruh Tanah Poso dan seluruh Indonesia, sehingga identik dengan tarian dari Poso/Pamona.
Masa itu adalah masa yang mencekam yang tidak luput dari kekejaman jepang, dari kondisi dan situasi itulah yang menginspirasi T Lanipa.
Hingga terciptalah gerak tari yang dirasakan dapat melerai suasana agar kehidupan yang menghimpit itu tidak terlalu terasa.
Tari Torompio sendiri berarti Angin Berputar, yang berasal dari bahasa Pamona yaitu "Toro" yang artinya putar dan "Pio" artinya angin.
Tari Torompio menjadi lambang bagi para remaja yang sedang dimabuk asmara.
Tarian yang dinamis dengan gerakan berputar-putar bagaikan insan yang sedang dilanda cinta kasih.
Namun gelora cinta kasih yang sebenarnya dimaksud bukan hanya untuk sepasang kekasih yang sedang dimabuk cinta.
Tetapi juga untuk semua kehidupan, seperti cinta tanah air, cinta sesama umat, cinta kepada tamu-tamu atau menghargai tamu-tamu dan lain sebagainya.
Namun, yang lebih menonjol ialah cinta kasih antara remaja atau muda-mudi, sehingga tarian ini lebih dikenal sebagai tarian muda-mudi.
Peralatan dan Busana Tari Torompio