Tak Ada Luka Penganiayaan di Autopsi Ulang Brigadir J, Kamaruddin: Tersangka Bilang Dianiaya Dulu

Kamaruddin Simanjuntak kembali ragukan hasil autopsi ulang Brigadir J yang menyebut tak ada luka penganiayaan pada tubuh Brigadir J.

handover
Kamaruddin Simanjuntak, penasihat hukum keluarga Samuel Hutabarat menunjukkan foto jasad Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, di Bareskrim Mabes Polri, Senin (18/7/2022). Kamaruddin Simanjuntak kembali ragukan hasil autopsi ulang Brigadir J yang menyebut tak ada luka penganiayaan pada tubuh Brigadir J. 

TRIBUNPALU.COM - Pengacara keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak kembali ragukan Hasil Autopsi Ulang Brigadir J.

Seperti yang diberitakan, Hasil Autopsi Ulang Brigadir J akhirnya keluar.

Dalam Hasil Autopsi Ulang Brigadir J, Dokter Forensik menyebut tidak ditemukan adanya luka penganiayaan pada tubuh Brigadir J.

Yang ditemukan yakni hanya ada lima luka tembak.

Menanggapi hal itu, pengacara Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak meragukan hasil autopsi tersebut.

"Berarti dia (dokter) perlu kita sekolahkan lagi itu ke luar negeri supaya pinter dia. Karena, si tersangka atau pelaku mengatakan dianiaya dulu, jambak-jambak dulu, sedangkan dokter mengatakan tidak ada penganiayaan. Berarti kan berbeda nih keterangan dokter dengan tersangka kan," kata Kamaruddin saat dihubungi, Senin (22/8/2022) malam.

Kamaruddin juga mempertanyakan tim Dokter Forensik yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI) yang disebut independen.

Hal ini karena dia belum menerima salinan hasil autopsi ulang jenazah kliennya tersebut.

Hasilnya hanya diserahkan ke penyidik Bareskrim Polri.

"Kalau independen dia harus serahkan ke saya, tapi kalau dia hanya kasih ke penyidik, berarti dia tidak independen, dia dokternya penyidik," ucapnya.

Keraguan itu muncul, kata Kamaruddin, lantaran penjelasan dokter soal hasil autopsi tidak detil.

Padahal, dua dokter sebagai perwakilan keluarga yang ikut melakukan autopsi menemukan adanya luka selain luka tembakan.

"Orang lipatan kakinya berdarah, peluru mana itu yang menyambar kakinya? Ada ga dijelaskan kakinya kenapa bengkok? Berarti kan peluru mana yang bisa bikin bengkok kan gitu kalau ga ada penganiayaan?" ungkapnya.

"Ada nggak dijelaskan kenapa engsel kaki kirinya kenapa berlubang? Berarti kan belum jelas, berarti kan lebih jelas temuan dokter saya dibandingkan dengan ini kan yang saya titipkan dua orang itu, berarti ini malah tambah tidak jelas," sambungnya.

Sebelumnya, Tim dari Perkumpulan Dokter Forensik Indonesia (PDFI) mengumumkan hasil autopsi kedua terhadap jenazah Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved