Tari Tradisional Sulteng
Tari Dero dan Tari Torompio, Tari Tradisional Sulteng Asal Suku Pamona
Tari Dero dan Tari Torompio merupakan Tari Tradisional Sulteng. Keduanya merupakan tarian khas masyarakat Suku Pamona di Sulawesi Tengah.
Tari Dero merupakan tarian tradisional yang dilakukan secara massal atau bersama sama dalam jumlah banyak dan bisa ditarikan oleh pria maupun wanita.
Dalam pertunjukan Tari Dero, biasanya para penonton diajak berpartisipasi untuk ikut menari bersama.
Mereka berkumpul menjadi satu dan menari dengan diiringi musik pengiring serta nyanyian syair atau pantun.
Karena dilakukan dalam jumlah yang banyak, biasanya Tari Dero ini dilakukan di tempat yang luas.
Dalam pertunjukan Tari Dero, pada awalnya para penari dibagi menjadi dua kelompok.
Kemudian mereka menuju arena sambil menari dari arah yang berbeda dan bertemu menjadi satu barisan yang panjang.
Setelah menjadi satu barisan kemudian mereka menghadap ke satu arah dan menari bersama.
Setelah itu kemudian sambil menari mereka membuat formasi melingkar dan menari dengan saling berpegangan tangan.
Gerakan Tari Dero ini cukup sederhana, gerakan tarian ini didominasi dengan gerakan mengayunkan tangan ke depan dan gerakan kaki ke kiri dan ke kanan mengikuti irama.
Untuk gerakan kaki ke kanan biasanya dilakukan dengan satu kali, sedangkan gerakan kaki ke kiri biasanya dilakukan dua kali.
Sehingga formasi penari akan bergerak searah dengan jarum jam.
Tari Torompio

Tari Torompio merupakan salah satu Tari Tradisional Sulteng yang berasal dari dan dilestarikan oleh masyarakat Suku Pamona, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.
Tari Torompio sendiri berarti Angin Berputar, yang berasal dari bahasa Pamona yaitu "Toro" yang artinya putar dan "Pio" artinya angin.
Tari Torompio menjadi lambang bagi para remaja yang sedang dimabuk asmara.