USAI Sentil Panglima TNI dan KSAD, Effendi Simbolon Mengaku Nyawanya Terancam: Barbar Sekali

Effendi Simbolon mengaku nyawanya terancam. Alamat rumah Effendi Simbolon disebarluaskan. Bahkan nomor selularnya tak henti berdering selama 24 jam.

handover
Sudah meminta maaf kepada Jenderal Andika Perkasa, Komisi I DPR RI Fraksi PDIP Effendi Simbolon ternyata kesulitan untuk menemui Jenderal Dudung. 

"Kenapa jadi saya yang disasar. Kalau antara dia sama saya aja, apa pengaruhnya ke TNI. Wong saya ini nothing kok,"

"Apa yang harus dimobilisasi, mengepung saya gitu, barbar sekali," kata Effendi Simbolon. 

Di akhir wawancara dengan wartawan, Effendi Simbolon kembali menegaskan bahwa dia tidak pernah bermusuhan dengan siapapun.

Selama 20 tahun mengabdi di Komisi DPR RI, Effendi Simbolon mengaku tidak pernah punya persoalan, baik dengan temannya seama anggota dewan atau orang lain.

Sebelum mengakhiri wawancara, Effendi Simbolon juga sempat mengaku sudah mengirim pesan ke WhatsApp KSAD Jenderal Dudung Abdurachman.

Namun Jenderal Dudung Abdurachman tidak merespon pesan yang dilayangkan Effendi Simbolon.

"Saya WA, tapi tidak direspon. Ini kamu bisa lihat," katanya.

KSAD ngaku terima maaf Effendi Simbolon

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman menegaskan jajarannya telah menerima permintaan maaf Anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon terkait pernyataannya tentang TNI yang memicu protes dari sejumlah prajurit TNI AD melalui media sosial.

Jenderal Dudung yang menggelar konferensi pers, Kamis (15/9/2022) siang mengatakan sudah memaafkan Effendi Simbolon dan memerintahkan anak buahnya untuk berhenti membuat kecaman.

"Permohonan maaf dari Effendi Simbolon bagi kami di jajaran TNI AD tentunya memaafkan. Toh Tuhan Maha Pemaaf masa manusia tidak memaafkan. Manusia tidak terlepas dari kekhilafan, kesalahan," ujar KSAD Dudung.

"Namun ini menjadi pelajaran bagi kita semua untuk tidak mudah menyampaikan pendapat, pernyataan yang tidak didasari dengan data dan fakta yang akurat sehingga tidak berakibat baik bagi TNI," ujarnya.

"Saya menyadari peraşadan prajurit di lapangan memang selama ini kira yahu meraka berkeringat, melaksanakan tugas di Papua, di Poso, di Perbatasan NTT, Kalimantan dan taruhannya nyawa. Ini harus disadari saya tahu persis kondisi saat ini dengan keterbatasan.

Saya tahu kesulitan di daerah operasi. Hal inilah yang membuat Merdeka mendengar berita itu wajar mereka ungkapkan keprihatinan. Mereka lakukan tugas sesuai dengan perintah.

Permintaan maaf Pak Effendi sudah kami terima dengan napang dada dan saya sampaikan kepada seluruh bajaran agar menghentikan kegiatan menyampaikan secara perorangan sudah cukup, Beliau sudah minta maaf kita harus lebih dewasa harus lebih legowo.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved