Operasi Madago Raya
Teroris Poso Berakhir: Operasi Madago Raya Diperpanjang, Video Eks Pentolan MIT Santoso Beredar
Namun hingga operasi Camar Maleo berganti sandi menjadi Tinombala pada Januari 2016, Santoso belum juga tertangkap.
Laporan Wartawan TribunPalu.com, Fandy Ahmat
TRIBUNPALU.COM, PALU - Polri memutuskan memperpanjang Operasi Madago Raya meski DPO Mujahidin Indonesia Timur (MIT) telah ditumpas habis.
Kabidhumas Polda Sulteng Kombes Pol Didik Supranoto menjelaskan, terdapat perbedaan dalam lanjutan Operasi Madago Raya dibanding sebelumnya.
Perubahan tersebut seperti pengurangan jumlah pasukan personel maupun skema operasi di lapangan.
"Intinya operasi yang dilakukan yakni untuk memelihara kemanan dan ketertiban masyarakat, bukan operasi dengan tindakan hukum," ujar Didik beberapa waktu lalu.
Sebelum Madago Raya, operasi untuk memburu kelompok MIT di Poso dan sekitarnya sudah beberapa kali berganti sandi.
Perburuan terhadap kelompok teroris paling dicari itu dimulai dari Operasi Camar Maleo pada awal 2015.
Ratusan personel TNI-Polri diterjunkan untuk meringkus pria bernama Santoso alias Abu Wardah, pimpinan MIT Poso kala itu sebagai target utama.
Baca juga: Akhir Pelarian Pak Guru Teroris MIT Poso: Ahli Racik Bom, Terlibat 10 Kasus Pembunuhan Warga Sipil
Namun hingga operasi Camar Maleo berganti sandi menjadi Tinombala pada Januari 2016, Santoso belum juga tertangkap.
Pelarian Santoso berakhir setelah dipastikan tewas dalam kontak tembak di Pegunungan Tambarana, Kabupaten Poso pada Juli 2016.
Sepeninggal Santoso, kepemimpinan MIT Poso diambil alih Ali Kalora dan sejak itu menjadi buruan utama Satgas Tinombala.
Memasuki awal 2021, sandi operasi pengejaran MIT berganti nama dari Tinombala menjadi Madago Raya.
Butuh waktu 9 bulan bagi Satgas Madago Raya untuk melumpuhkan Ali Kalora sebagai pimpinam utama MIT.
Berbeda lokasi dengan Santoso, Ali Kalora tewas usai terlibat kontak tembak dengan petugas di Desa Astina, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong pada September 2021.
Hingga akhirnya, Satgas Madago Raya berhasil menembak mati Askar alias Jaid alias Pak Guru sebagai DPO MIT terakhir pada 29 September 2022.
Video Santoso
Dalam berbagai momentum Santoso alias Abu Wardah kreap menebar teror maupun aktivitasnya di hutan Poso lewat video, maupun foto.
Bahkan, video Santoso berbincang dengan warga di kawasan hutan pun pernah viral setelah beredar.
Diperoleh TribunPalu.com, Sabtu (8/10/2022), Santoso sambil menenteng senjata menghadap ke kamera menjelaskan bahwa kedua pria tersebut merupakan warga sipil yang mereka tawan.
"Kami bertemu warga yang ada di sekitar sini, mereka pemeluk Nasrani. Kami berpapasan dengan mereka yang sedang naik ke gunung mencari rotan dan kami sandera untuk kami tanya-tanya," ujar Santoso.
Dari pertemuan itu, Santoso kemudian menanyakan maksud keduanya naik ke gunung dan meminta bagaimana pendapat mereka terhadap MIT.
Baca juga: Cerita Sahabat Eks Pimpinan MIT Poso Santoso, Dikenal Humoris dan Suka Bercanda
Seorang warga lalu menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut namun tidak terdengar jelas dari rekaman video.
"Tanggapan mereka terhadap kami, yang penting kami menjaga mereka dan Insya Allah mereka juga. Walaupun berlainan akidah. Mereka rakyat jelata dan tidak pernah memusuhi kami. Kami tidak akan mencelakakan mereka," kata Santoso menjelaskan hasil pembicaraannya dengan seorang warga.
Di akhir video, terlihat Santoso turut menyuguhkan dua gelas kopi kepada warga yang ditemuinya di hutan.
Ia pun menepis segala tudingan yang menganggap bahwa mereka merupakan pembunuh seperti dalam pemberitaan media.
"Mereka kami berikan minuman. Kami bukan penjahat seperti yang digembor-gemborkan media. Kalau kami haus darah, orang-orang ini tidak akan selamat, kami akan bunuh semua. Tetapi kami tidak begitu," tuturnya.
"Semoga Allah mengampuni saya pribadi dan seluruh mujahidin. Saya berdoa agar mereka berdua (tawanan) Allah berikan hidayah," ucap Santoso di akhir video sambil mengajak kedua warga untuk minum kopi yang telah disediakan.(*)