Tumpas Santoso Hingga Ali Kalora, Pelarian Kelompok MIT Poso Berakhir di Tangan Rudy Sufahriadi
Pelarian kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso sebagai otak berbagai aksi teror dipastikan berakhir menyusul tewasnya Askar alias Pak Guru.
Laporan Wartawan TribunPalu.com, Fandy Ahmat
TRIBUNPALU.COM, PALU - Pelarian kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso sebagai otak berbagai aksi teror dipastikan berakhir menyusul tewasnya Askar alias Jaid alias Pak Guru.
Keberhasilan dalam menumpas kelompok teroris paling dicari itu tidak terlepas dari sosok Kapolda Sulawesi Tengah (Sulteng) Irjen Pol Rudy Sufahriadi selaku penanggungjawab operasi.
Dalam perjalanan karirnya di korps bhayangkara, Sulawesi Tengah bukan daerah asing lagi bagi jenderal bintang dua tersebut.
Sebelum menjabat kapolda, Rudy lebih dulu bertugas sebagai Kapolres Poso sejak 2005-2007 kala masih berpangkat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP).
Baca juga: Teroris Poso Berakhir: Operasi Madago Raya Diperpanjang, Video Eks Pentolan MIT Santoso Beredar
Di masa-masa kepempimpinannya kala itu, Poso masih diselimuti ketegangan pascakonflik komunal 1998-2001.
Baru sekitar 2 bulan menempati pos Kapolres Poso, Rudy nyaris menjadi korban penembakan orang tak dikenal (OTK) saat menuju sebuah masjid untuk menunaikan salat pada Januari 2006.
Beruntung peluru tidak mengenainya meskipun pelaku yang mengendarai sepeda motor menembak dari jarak dekat sekitar 30 cm.
Setelah 2 tahun menjabat di Poso, Rudy kemudian dimutasi menjadi Wadir Reskrimum Polda Metro Jaya sebelum akhirnya kembali ke Bumi Tadulako pada 2016.
Kedatangan polisi kelahiran Cimahi, 23 Agustus 1965 itu kali ini mengemban tugas sebagai Kapolda Sulawesi Tengah.
Rudy saat itu telah meraih satu bintang di pundaknya atau pangkat brigadir jenderal (brigjen).
Sebagai pimpinan Polri di Sulteng, Rudy bertindak sebagai penanggungjawab dalam perburuan kelompok MIT melalui Operasi Tinombala.
Sebelum Tinombala, pengejaran terhadap kelompok teroris MIT dimulai dari operasi Camar Maleo pada awal 2015.
Namun hingga operasi Camar Maleo berakhir dan berganti sandi pada Januari 2016, aparat belum juga berhasil melumpuhkan pimpinan MIT Santoso alias Abu Wardah sebagai target utama.
Misi perburuan Santoso Cs di tanah Sulawesi Tengah pun terus dilanjutkan dibawah komando Rudy Sufahriadi.
Tak jarang, perwira akrab dengan julukan Rudy Gajah itu turun langsung bersama anggotanya sambil menenteng senjata menyusuri hutan belantara di Poso dan sekitarnya.
Hasilnya, Satgas Tinombala berhasil menembak mati Santoso di Pegunungan Tambarana, Kabupaten Poso pada Juli 2016.
Keberhasilan tersebut berbuah apresiasi dari berbagai pihak dan membuat Rudy mendapat promosi bintang dua atau inspektur jenderal (irjen).
Sepeninggal Santoso, kepemimpinan MIT diambil alih Ali Kalora dan sejak itu menjadi buruan utama Satgas Tinombala.
Pada 2018, Rudy dimutasi menjadi Kepala Korps Brimob Polri dan posisinya digantikan Brigjen I Ketut Argawa.
Namun baru empat bulan memegang tongkat komando, I Ketut Argawa harus legowo melepas jabatannya sebagai Kapolda Sulawesi Tengah.
Selama kurang lebih dari 5 tahun penangkapan Ali Kalora sebagai pimpinan baru MIT belum juga membuahkan hasil.
Berbagai upaya terus dilakukan hingga jabatan Kapolda Sulteng selepas I Ketut Argawa sudah berganti hingga 4 kali.
Memasuki awal 2021, sandi operasi pengejaran MIT berganti nama dari Tinombala menjadi Madago Raya.
Pada Agustus 2021, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mempercayakan Rudy Sufahriadi menjabat Kapolda Sulteng menggantikan Irjen Pol Abdul Rakhman Baso.
Jika sebelumnya Rudy masih berpangkat brigjen, kali ini ia telah ketambahan satu bintang lagi seiring Polda Sulteng naik status menjadi tipe A.
Sama seperti sebelumnya, hal ini membuat Rudy bertindak sebagai pemimpin operasi pengejaran sisa-sisa kelompok MIT.
Belum genap sebulan sejak Rudy balik ke Sulawesi Tengah, 2 anggota MIT kembali berhasil dilumpuhkan.
Dari dua DPO yang tewas, satu di antaranya merupakan Ali Kalora, gerbong teroris MIT sepeninggal Santoso.
Berbeda lokasi dengan Santoso, Ali Kalora tewas usai terlibat kontak tembak dengan petugas di Desa Astina, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong pada September 2021.
Hingga akhirnya, Satgas Madago Raya berhasil menembak mati Askar alias Jaid alias Pak Guru sebagai DPO MIT terakhir pada 29 September 2022.
Meski kelompok MIT telah ditumpas habis, Polri memutuskan memperpanjang operasi Madago Raya.
Kabidhumas Polda Sulteng Kombes Pol Didik Supranoto menjelaskan, terdapat perbedaan dalam lanjutan operasi Madago Raya dibanding sebelumnya.
Perubahan tersebut seperti pengurangan jumlah pasukan personel maupun skema operasi di lapangan.
"Intinya operasi yang dilakukan yakni untuk memelihara kemanan dan ketertiban masyarakat, bukan operasi dengan tindakan hukum," ujar Didik beberapa waktu lalu.(*)