Banjir Morowali

Banjir di Morowali, Jatam Sulteng Desak Pemerintah Audit Lingkungan

Jaringan Tambang (Jatam) Sulawesi Tengah (Sulteng) mendesak Pemerintah Pusat maupun Daerah untuk melakukan audit lingkungan terkait dengan daya tampun

|
Editor: Haqir Muhakir
Handover
Jaringan Tambang (Jatam) Sulawesi Tengah (Sulteng) mendesak Pemerintah Pusat maupun Daerah untuk melakukan audit lingkungan terkait dengan daya tampung dan daya dukung lingkungan di wilayah kawasan industri PT. IMIP. 

Laporan Wartawan TribunPalu, Rian Afdhal

TRIBUNPALU.COM, MOROWALI - Jaringan Tambang (Jatam) Sulawesi Tengah (Sulteng) mendesak Pemerintah Pusat maupun Daerah untuk melakukan audit lingkungan terkait dengan daya tampung dan daya dukung lingkungan di wilayah kawasan industri PT. IMIP.

Hal itu perlu dilakukan karena mengingat banjir terus terjadi di wilayah kawasan industri Kabupaten Morowali tersebut.

Kemudian, audit ini untuk menilai kepatuhan perusahaan terhadap peraturan perundangan-undangan dan persyaratan lain yang relevan.

"Untuk melihat bagaimana kepatuhan perusahaan dalam memberikan jaminan keberlanjutan, sehingga tidak ada lagi bencana-bencana banjir yang terjadi dan terus berulang di wilayah itu," ucap Direktur Jatam Sulteng Muh Taufik, Rabu (26/4/2023).

Kata Taufik, audit ini ketika dilakukan dengan benar secara komprehensif bisa dapat mengungkap area masalah dan memberikan rekomendasi untuk tindak lanjutnya.

Lanjut Taufik, pihaknya juga mendesak Pemerintah harus mengadopsi peraturan dan standar lingkungan yang lebih ketat.

"Untuk memaksa perusahaan seperti wilayah Kawasan Industri PT. IMIP agar lebih patuh dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan tidak terjadi banjir yang terus berulang," ujarnya.

Taufik juga mengingatkan, agar pemerintah jangan terlalu mengejar pendapatan dari sektor tambang tanpa memperdulikan keberlanjutan lingkungan yang terus terdampak.

Jatam Sulteng mencatat, banjir yang terjadi di wilayah kawasan PT. IMIP bukan hanya kali ini saja.

Namun, dalam kurun waktu 3 tahun terakhir kawasan lingkar industri PT. IMIP selalu dilanda banjir walaupun curah hujan sedang.

"Banjir yang terus berulang ini bukan hanya soal curah hujan yang tinggi, namun faktor paling krusial adalah berubahnya bentang alam yang dulu sebagai wilayah penyangga berubah menjadi wilayah kawasan industri, sehingga menurunkan daya dukung dan daya tampung di wilayah itu akibatnya daerah itu terus dilanda banjir," tuturnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved