Semesta Mencegah Stunting

Turunkan Angka Stunting, Pemkot Palu Libatkan Tim Pendamping Keluarga di 46 Kelurahan

TPK juga bertugas mendata kondisi kesehatan calon pengantin melalui aplikasi elektronik siap nikah siap hamil (Elsimil) yang harus diisi

Penulis: Fadhila Amalia | Editor: mahyuddin
TribunPalu.com
Kepala DP2KB Kota Palu, dr Royke Abraham. 

Laporan Wartawan TribunPalu.com, Fadhila

TRIBUNPALU.COM, PALU - Pemerintah Kota Palu melibatkan 287 Tim Pendamping Keluarga (TPK) tersebar di 46 kelurahan sebagai upaya untuk mempercepat penurunan angka prevalensi stunting.

Hal tersebut diutarakan Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P2KB) Kota Palu dr Royke Abraham. 
 
"Kami memiliki TPK terdiri atas bidan, kader Keluarga Berencana (KB) dan kader Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) yang bertugas menjadi pendamping masyarakat," ucap Abraham melalui rilis tertulisnya kepada TribunPalu.com, Minggu (1/10/2023).
 
Abraham mengatakan, sebanyak 287 TPK mendampingi setiap keluarga yang berpotensi memiliki anak Stunting sebagai upaya pencegahan dan percepatan penurunan angka kekerdilan.
 
Selain itu, TPK juga bertugas mendata kondisi kesehatan calon pengantin melalui aplikasi elektronik siap nikah siap hamil (Elsimil) yang harus diisi calon pengantin, di antaranya untuk mengetahui kondisi fisik mereka terkait berat badan, panjang badan, anemia atau tidak.
 
"Melalui Elsimil kita bisa mendeteksi sejak awal adanya potensi kelahiran prematur ataupun Stunting. Sehingga pemerintah bisa melakukan intervensi terhadap kondisi si ibu,” kata dr Royke Abraham.

Baca juga: Jadwal dan Update Klasemen Liga 2: Persiraja Aceh di Puncak Grup 1, PSBS Biak di Grup 4

Ia menjelaskan, TPK bisa mendampingi para remaja dalam mempersiapkan remaja itu memasuki masa Pernikahan menjadi pengantin, hamil, usai melahirkan dan seterusnya.
 
Tim TPK akan mengawasi dan memberi saran dan masukan kepada para calon pengantin dalam mematangkan persiapan memasuki kehidupan rumah tangga, kesehatan calon ibu dan anak, bahkan sejak anak itu masih janin.
 
Kemudian, tentang pemenuhan asupan gizi anak sejak 1.000 hari pertama kehidupan atau hingga usia anak dua tahun.
 
"Begitu juga terhadap pendampingan kepada para remaja, seperti tentang kesehatan reproduksi dan lain sebagainya, dimana kesemuanya itu merupakan upaya mencegah terjadinya kasus stunting," ujar pria berkacamata itu.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved