Semesta Mencegah Stunting

Gerakan Peduli Keluarga Berisiko Stunting dan Mustahik Dimulai, Target 100 Bayi dan 100 Ibu Hamil

Gerakan ini dilaksanakan serentak pada 22 titik di 16 provinsi se Indonesia ini dibuka langsung Kepala Perwakilan BKKBN Sulteng, Tenny Calvenny Sorito

|
Penulis: Citizen Reporter | Editor: Haqir Muhakir
Handover
Gerakan Peduli Keluarga Berisiko Stunting (KRS) dan Mustahik resmi dimulai, Selasa (17/12/2024).  

TRIBUNPALU.COM - Gerakan Peduli Keluarga Berisiko Stunting (KRS) dan Mustahik resmi dimulai, Selasa (17/12/2024). 

Gerakan ini dilaksanakan serentak pada 22 titik di 16 provinsi se Indonesia ini dibuka langsung Kepala Perwakilan BKKBN Sulteng, Tenny Calvenny Soriton.

Pembukaan berlangsung di Aula Kantor Kecamatan Palu Selatan Jl Abdurrahman Saleh, Birobuli Utara.

Dihadiri 152 perserta, terdiri dari 100 bayi dan 36 ibu hamil dan para kader Gerakan Peduli KRS.

Gerakan peduli stunting ini bekerja sama bersama dengan Kementrian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN, UPPKA, dan Kecamatan Palu selatan. 

Baca juga: Gempa Bumi Magnitudo 4,2 Goyang Buol Sulteng

Kegiatan ini dihadiri langsung oleh dr Royke Abraham selaku Kepala Dinas P2KB Palu, Camat Palu Selatan Goenawan, kepala Klinik Rumah Sehat Baznas Palu dr Sakina.

Kepala Perwakilan BKKBN Sulteng, Tenny Calvenny Soriton mengatakan, di Kota Palu, Gerakan Peduli stunting oleh rumah sehat Baznas ini menargetkan 100 baduta (bayi dua tahun) dan 100 ibu hamil yang tersebar di 3 kelurahan, Birobuli Utara, Birobuli Selatan dan Tatura Utara. 

Kegiatan pembagian bantuan pangan olahan ini akan berlangsung sampai 3 bulan kedepan dengan pembagian makanan tiap harinya yang dalam pengerjaannya dikerjakan oleh UPPKA dan didistribusikan oleh  kader di tiap kelurahan. 

"Harapannya dengan sinergi yang dilakukan oleh rumah sehat baznas dengan lintas sektor, mampu menghentaskan resiko stunting yang terjadi ditengah masyarakat, khususnya di Kota Palu," ujarnya.

Untuk diketahui, Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis. Stunting ditandai dengan tinggi badan anak yang lebih pendek dari rata-rata anak seusianya.  

Stunting dapat disebabkan oleh: Kurangnya asupan gizi pada ibu selama kehamilan, Kurangnya asupan gizi pada anak saat sedang dalam masa pertumbuhan, Infeksi berulang, Stimulasi psikososial yang tidak memadai.  

Stunting dapat berdampak pada kecerdasan anak dan risiko timbulnya penyakit degeneratif seperti obesitas, diabetes, dan penyakit jantung koroner.  

Gejala stunting umumnya bisa terlihat saat anak berusia 2 tahun, seperti tinggi badan anak lebih pendek daripada tinggi badan anak seusianya, berat badan tidak meningkat secara konsisten, tahap perkembangan yang terlambat dibandingkan anak seusianya
Tidak aktif bermain, sering lemas, Mudah terserang penyakit terutama infeksi.

Stunting dapat dicegah dengan memperhatikan kuantitas dan kualitas protein yang dikonsumsi balita. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved