Bandara Palu Disomasi

Soal Somasi Karya Cipta Informasi, Kepala Bandara Palu: Kami Akan Komunikasi

Informasi Bandara Mutiara Sis Aljufri Palu dalam bahasa Kaili untuk meningkatkan budaya Sulteng dan wujud kecintaan terhadap kearifan lokal.

|
Editor: mahyuddin
handover
Kepala Bandara Mutiara Sis Aljufri Palu Rudi Richardo 

TRIBUNPALU.COM, PALU - Kepala Bandara Mutiara Sis Aljufri Palu Rudi Richardo angkat bicara soal Somasi Karya Cipta informasi bandar udara.

Somasi Karya Cipta itu dilayangkan kuasa hukum Ida AR Sikopa, Pencipta Informasi Bandara Mutiara Sis Aljufri Palu dan Terjemahannya dalam Bahasa Kaili.

"Suratnya itu kami terima Jumat kemarin. Sebelum surat itu kami terima, informal dari seseorang kami dapat. Informasi itu menyebutkan adanya pihak yang berkeberatan dengan penggunaan informasi penerbangan berbahasa Kaili dan kepada orang yang bersangkutan kami sampaikan agar pihak yang keberatan bertemu pekan lalu. Tahu-tahunya malah dapat surat somasi," kata Rudi Richardo via telepon kepada TribunPalu.com, Minggu (22/10/2023).

Atas somasi itu, Rudi Richardo berencana mengundang Ida AR Sikopa untuk bertemu dan membahas terkait Somasi Karya Cipta itu.

"Penggunaan informasi penerbangan berbahasa Kaili itu 2018, tahun di mana Kota Palu terkena bencana. Saya di sini Juni 2022. Saya undang dulu yang bersangkutan untuk mengetahui duduk perkara. Kami positive thinking atas somasi itu. Tidak ada kata terlambat. semua problem berakhir dengan baik lewat komunikasi," ujarnya.

Baca juga: BREAKING NEWS: Bandara Mutiara Sis Aljufri Palu Disomasi Soal Karya Cipta

Rudi Richardo menjelaskan, informasi Penerbangan di Bandara Mutiara Sis Al-Jufri dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris sudah umum dipergunakan ataupun sudah ada sebelum adanya informasi dengan Bahasa Kaili.

Penggunaan versi Bahasa Kaili tidak komersial tetapi ditujukan untuk meningkatkan budaya Sulteng dan wujud kecintaan terhadap kearifan lokal di Bumi Tadulako.

"Prinsipnya, kami ingin meningkatkan budaya Sulteng, bukan untuk komersil," tutur Rudy Richardo.

Menurutnya, penggunaan bahasa daerah dalam informasi bandara bukanlah hal baru.

Beberapa bandara di Indonesia menggunakan bahasa daerah untuk mengenalkan budaya ke pengguna layanan bandar udara.

"Bahkan Bandara di Dubai, informasi penerbangannya mempergunakan bahasa Jawa. Tujuannya mengenalkan budaya dan memudahkan warga untuk mengetahui operasional penerbangan terkait naik maupun turun ke pesawat udara," jelas Rudy Richardo.

Baca juga: Sejarah Bandara Mutiara Sis Aljufri Palu yang Disomasi Soal Karya Cipta

Sebelumnya, Ida AR Sikopa melayangkan Somasi Karya Cipta ke manajemen bandara.

Somasi Karya Cipta itu dilayangkan Ida AR Sikopa melalui kuasa hukumnya Takbir Larekeng, dan Ilyas Timumun.

Somasi Karya Cipta itu dilayangkan Ida AR Sikopa karena manajemen Bandara Mutiara Sis Aljufri Palu mengubah Karya Siaran Informasi Bandara pada ungkapan terima kasih “Nosimpoasi” menjadi “Songgo Mpoasi”.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved