Bandara Palu Disomasi
Sejarah Bandara Mutiara Sis Aljufri Palu yang Disomasi Soal Karya Cipta
Somasi itu dilayangkan kuasa hukum Ida AR Sikopa, Pencipta Informasi Bandara Mutiara Sis Aljufri Palu dan Terjemahannya dalam Bahasa Kaili.
Penulis: Fadhila Amalia | Editor: mahyuddin
TRIBUNPALU.COM - Bandara Mutiara Sis Aljufri Palu, Sulawesi Tengah, disomasi terkait pelanggaran Hak Cipta.
Somasi itu dilayangkan kuasa hukum Ida AR Sikopa, Pencipta Informasi Bandara Mutiara Sis Aljufri Palu dan Terjemahannya dalam Bahasa Kaili.
Somasi Karya Cipta itu dilayangkan Ida AR Sikopa karena manajemen Bandara Mutiara Sis Aljufri Palu mengubah Karya Siaran Informasi Bandara pada ungkapan terima kasih “Nosimpoasi” menjadi “Songgo Mpoasi”,
Atas Somasi Karya Cipta itu, pihak Bandara Mutiara Sis Aljufri belum memberikan tanggapan kepada media.
Diketahui, Bandara Mutiara Sis Aljufri sudah ada sejak tahun 1954.
Dikutip dari bandaramutiarasaj.com, Sabtu (21/10/2023), nama bandara kala itu adalah Masowu yang dalam bahasa Indonesia bermakna Berdebu.
Baca juga: BREAKING NEWS: Bandara Mutiara Sis Aljufri Palu Disomasi Soal Karya Cipta
Hal ini sesuai dengan kondisi sekitar lapangan terbang yang menimbulkan debu beterbangan pada saat didarati oleh pesawat.
Nama lapangan terbang Masowu itu dipakai dalam kurun waktu kurang lebih dua tahun yaitu 1954-1957.
Pada tahun 1957, lapangan terbang itu secara resmi beroperasi.
Oleh presiden Republik Indonesia yang Pertama, Soekarno diberi nama Lapangan Terbang Mutiara.
Pada tahun 2014, Bandar Udara terbersar di Sulawesi Tengah itu resmi berganti nama dari sebelumnya Bandar Udara Mutiara ditambahkan menjadi Bandara Mutiara Sis Aljufri Palu, sesuai dengan SK Menteri Perhubungan Nomor KP 178 tahun 2014.
Nama Sis Aljufri diambil dari nama tokoh besar di Sulawesi Tengah yang berperan dalam pencerdasan masyarakat melalui dakwah dan pendidikan.
Bandara itu juga sempat beberapa kali berpindah tangan, yakni dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Donggala (1963), sebelum akhirnya diserahterimakan pengelolaan dan pengawasannya kepada Departemen Perhubungan Udara/Direktorat Penerbangan Sipil dan Kepala Pelabuhan Udara Mutiara (28 Oktober 1964).
Saat ini, sedikitnya 14 penerbangan di bandar udara tersebut:
Garuda Indonesia GA623
Citilink QG325
Batik Air ID6561
Lion Air JT781
Wings Air IW1337
Wing Air IW1154
Lion Air JT855
Susi Air SI6138
Batik Air ID6563
Susi Air S16109
Wings Air IW1146
Wing Air IW 1323
Garuda Indonesia GA609
Lion Air JT 854.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.