Sulteng Hari Ini

Dampak Erupsi Gunung Ruang, BMKG Sebut Udara Kota Palu dan Donggala Tercemar SO2

Menurut Solih, hampir seluruh wilayah di Sulteng statusnya di kategori sedang hingga sangat berbahaya. 

|
Penulis: Fadhila Amalia | Editor: mahyuddin
handover
Stasiun BMKG Pemantau Bariri Global Lore Lindu menyatakan kualitas udara di Sulawesi Tengah khususnya Kota Palu berbahaya. Kualitas udara Kota Palu dan sekitarnya terdampak Erupsi Gunung Ruang. 

Laporan Wartawan TribunPalu.com, Fadhila

TRIBUNPALU.COM, PALU - Stasiun BMKG Pemantau Bariri Global Lore Lindu menyatakan kualitas udara di Sulawesi Tengah khususnya Kota Palu berbahaya.

Kualitas udara Kota Palu dan sekitarnya terdampak Erupsi Gunung Ruang.

Udara di Kota Palu tercemar Gas SO2 atau sulfur dioksida.

Koordinator Data dan Informasi Stasiun Pemantauan Atmosfer Global Lore Lindu Bariri Solih Alfiandy menyampaikan, wilayah Sulawesi Utara dan Gorontalo, masuk kategori sangat berbahaya.

Selain itu, di Kota Palu dan sekitarnya lebih dari 400 mikrogram per meter kubik.

“Untuk wilayah Palu masih masuk kategori sedang. Kemudian tanggal 21 di Sulut sudah mulai turun dan berpindah ke wilayah Sulawesi Tengah. Yang tadinya berwarna biru atau tidak sehat, menjadi sangat tidak sehat dan berbahaya,” ujarnya kepada TribunPalu.com, Rabu (24/4/2024).

Baca juga: Stasiun Meteorologi Palu Ungkap Potensi Sulawesi Tengah Terdampak Debu Erupsi Gunung Ruang

“Yang sangat berbahaya itu ada di Teluk Palu di bagian sebelah barat,” tuturnya menambahkan.

Menurut Solih, hampir seluruh wilayah di Sulteng statusnya di kategori sedang hingga sangat berbahaya. 

Solih mengungkapkan titik yang paling nampak di tanggal 22 April meliputi Parigi Moutong, Kabupaten Donggala, Kota Palu, Kabupaten Sigi, Poso, Tojo Una-Una Morowali, dan Morowali Utara.

Ia mengatakan, SO2 adalah gas beracun, senyawa kimia terdiri dari satu atom sulfur dan 2 atom oksigen dihasilkan berbagai aktivitas manusia dan alam.

“Contohnya di Palu, sebelum ini tanggal 20 April di bagian teluk kan ada aktivitas manusia berupa galian C. Kemudian ditambah lagi letusan gunung berapi di Sulut, jadi semakin parah lagi di tanggal 22 April,” kata Solih.

Baca juga: Hari Bumi Sedunia, Sekretaris DLH Palu Ajak Warga Kurangi Penggunaan Plastik

Dia menambahkan, tidak menutup kemungkinan gas beracun akan segera berlalu dari wilayah Sulawesi Tengah, khususnya di Kota Palu.

“Ini masih akan bergeser mengikuti arah angin karena adanya hujan," jelas Solih.

Diketahui, Gas SO2 sangat buruk bagi kesehatan tubuh dan dapat menyebabkan iritasi pada sistem pernapasan, seperti pada saluran hidung, tenggorokan, dan paru-paru.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved