Wisata Sulteng

Festival Tampo Lore 2024 Berlangsung di Desa Hanggira Poso, Hadirkan Pakar Arkeolog

Festival Tampo Lore kali ini merupakan kali ketiga diadakan di Desa Hanggira, Kecamatan Lore Tengah, Kabupaten Poso.

Editor: mahyuddin
Handover
Festival Tampo Lore 2024 akan diadakan pada Desa Hanggira, Kecamatan Lore Tengah, Kabupaten Poso. Inisiator Festival Tampo Lore Muhammad Subarkah menyampaikan, Festival Tampo Lore merupakan festival yang diadakan Masyarakat Tampo Lore yang mendiami tiga wilayah lembah, yaitu Lembah Pekurehua, Lembah Behoa dan Lembah Bada.  

Laporan Wartawan TribunPalu.com, Jolinda Amoreka 

TRIBUNPALU.COM, PALU - Festival Tampo Lore 2024 akan diadakan pada Desa Hanggira, Kecamatan Lore Tengah, Kabupaten Poso.

Inisiator Festival Tampo Lore Muhammad Subarkah menyampaikan, Festival Tampo Lore merupakan festival yang diadakan Masyarakat Tampo Lore yang mendiami tiga wilayah lembah, yaitu Lembah Pekurehua, Lembah Behoa dan Lembah Bada. 

"Kami melihat banyak sekali potensi di wilayah Tampo Lore yang sangat berpotensi untuk dikembangkan. Baik dari sisi ekonomi kreatif, wisata, kebudayaan dan konservasi" kata  Muhammad Subarkah via Whatsapp, Sabtu (8/6/2024).

Dia menyampaikan, Festival Tampo Lore kali ini merupakan kali ketiga diadakan di Desa Hanggira, Kecamatan Lore Tengah, Kabupaten Poso.

"Tahun ini Festival Tampo Lore dilaksanakan di Desa Hanggira, Kecamatan Lore Tengah, disitu terdapat Situs Megalit Pokekea" ujar Mochammad Subarkah.

Untuk mendorong agar ekonomi kreatif bertumbuh, maka perlu sebuah event yang kemudian bisa menyatukan semua pihak, antara masyarakat adat agar tradisi yang ada dapat terus terjaga.

Tak hanya itu, kegiatan itu juga menjadi wadah mengenalkan daerah ke Nusantara dan Dunia.

Sebab, wilayah Tampo Lore sudah dicanangkan sebagai Negeri Seribu Megalit.

"Adapun tema Festival Tampo Lore tahun ini adalah merajut tradisi dan melestarikan alam," tutur Subarkah.

Festival Tampo Lore mendorong masyarakat menjadi tuan rumah dan terlibat aktif dalam menunjukkan eksistensi kebudayaannya.

Mulai dari kerajinannya, kulinernya, seni tarinya, bahkan musiknya.

"Yang menjadi poin di festival tahun ini, adalah bintang, bulan dan benda langit lainnya yang dikaitkan dengan penghidupan masyarakat di Tampo Lore kemudian digambarkan dalam situs-situs Megalit," jelas Subarkah.

Festival Tampo Lore terbuka secara umum bahkan kepada masyarakat internasional. 

Targetnya, masyarakat setempat mendapatkan pendapatan dari masyarakat luas.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved