Profil Ismail Haniyeh, Pemimpin Politik Hamas:Lahir di Kamp Pengungsian,Meninggal Kena Rudal di Iran

Profil Ismail Haniyeh, Pemimpin Politik Hamas,Sepak Terjang dan Momen Kematiannya: lahir di kamp pengungsian dan meninggal terkena serangan rudal .

Editor: Imam Saputro
ANWAR AMRO / AFP
Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh melambai tangan saat tiba untuk pertemuan dengan perwakilan faksi Palestina lainnya di kedutaan Palestina di ibu kota Lebanon, Beirut pada 3 September 2020 

Ia bersekolah di sekolah yang dikelola Perserikatan Bangsa-Bangsa dan lulus dari Universitas Islam Gaza dengan gelar sastra Arab pada tahun 1987.

Saat di universitas, ia terlibat dengan Hamas .

Dari tahun 1985 hingga 1986, ia menjadi ketua dewan mahasiswa yang mewakili Ikhwanul Muslimin .

Bermain Sepak Bola Sebagai Gelandang di Tim Sepak Bola Gaza

Ia juga bermain sebagai gelandang di tim sepak bola Asosiasi Islam.

Ia lulus sekitar waktu yang sama ketika Intifada Pertama melawan pendudukan Israel pecah, di mana ia berpartisipasi dalam protes terhadap Israel.

Aktivisme awal, Bolak-balik Dipenjara oleh Israel

Haniyeh berpartisipasi dalam protes Intifada Pertama dan dijatuhi hukuman penjara singkat oleh pengadilan militer Israel.

Dia ditahan oleh Israel lagi pada tahun 1988 dan dipenjara selama enam bulan.

Pada tahun 1989, dia dipenjara selama tiga tahun.

Setelah dibebaskan pada tahun 1992, otoritas militer Israel di wilayah Palestina yang diduduki mendeportasinya ke Lebanon bersama para pemimpin senior Hamas Abdel-Aziz al-Rantissi , Mahmoud Zahhar , Aziz Duwaik , dan 400 aktivis lainnya.

Para aktivis tersebut tinggal di Marj al-Zahour di Lebanon selatan selama lebih dari setahun, di mana, menurut BBC News , Hamas "menerima paparan media yang belum pernah terjadi sebelumnya dan dikenal di seluruh dunia".

Setahun kemudian, ia kembali ke Gaza dan diangkat menjadi dekan Universitas Islam.

Karier politik

Hamas

Setelah Israel membebaskan Ahmed Yassin dari penjara pada tahun 1997, Haniyeh ditunjuk untuk mengepalai kantornya.

Keunggulannya dalam Hamas tumbuh karena hubungannya dengan Yassin dan ia ditunjuk sebagai wakil Otoritas Palestina.

Jabatannya dalam Hamas terus menguat selama Intifada Kedua karena hubungannya dengan Yassin, dan karena pembunuhan sebagian besar pimpinan Hamas oleh pasukan keamanan Israel.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved