DPR RI Muhidin M Said Beberkan Rahasia Kebijakan Harmonis untuk Dukung Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Wakil Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Muhidin M Said membeberkan jurus rahasia untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen yang ditetapkan Pre

|
Editor: Lisna Ali
handover/Golkar
TARGET PERTUMBUHAN EKONOMI - Wakil Banggar DPR RI Muhidin M Said bicara soal target pertumbuhan ekonomi 8 Persen masa pemerintahan Prabowo - Gibran. 

Sebagaimana, diketahui BI memiliki instrumen moneter dalam bentuk Sertifikat Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dan Sertifikat Valas Bank Indonesia (SVBI) yang bisa digunakan sebagai chanel untuk menarik uang dari sistem perekonomian.

Jika BI menetapkan imbalan hasil yang tinggi untuk SRBI dan SVBI maka pelaku ekonomi akan lebih memilih berinvestasi di SRBI dan SVBI alih-alih melakukan ekspansi usaha di sektor riil.

Maka, uang yang sudah digelontorkan oleh pemerintah ke sistem perekonomian akan kembali tersedot ke dalam industri keuangan dan sistem ekonomi akan mengalami kekeringan likuiditas dan kinerja ekonomi akan melambat.

Oleh karena itu, menurutya target pertumbuhan ekonomi delapan persen yang dicanangkan oleh pemerintah hanya akan tercapai jika terjadi harmoni antara kebijakan fiskal dan moneter. 

"Sangat penting bagi pemerintah dan BI untuk saling menjaga agar kebijakan yang dibuat oleh masing-masing tidak saling meniadakan atau berbeda arah,'" terang Muhidin M Said.

Catatan Sejarah Bank Indonesia

Wakil Banggar DPR RI itu menceritakan dari catatan sejarah Bank Indonesia dan pemerintah memiliki harmoni kebijakan yang cukup baik. 

Bank Indonesia selama ini telah menjadi salah satu lembaga negara yang memiliki kinerja yang cukup baik. Di tengah gejolak dan ketidakpastian global serta dinamika ekonomi nasional, Bank Indonesia relatif berhasil menjaga nilai rupiah tetap stabil, seraya menekan inflasi pada level yang relatif rendah.

Bahkan, jika dibandingkan dengan beberapa negara lain, Indonesia menjadi salah satu negara terbaik yang mampu menjaga stabilitas nilai tukar mata uangnya. Dengan kata lain, Bank Indonesia telah berhasil menjalankan peran dan fungsinya dengan baik. 

Prestasi yang telah dijalankan oleh BI ini akan kembali diuji.

Jika selama ini Bank Indonesia berhasil dalam mengerem pertumbuhan ekonomi supaya tidak mengalami overheat, maka tantangan selanjutnya adalah bagaimana BI bisa melepas pedal rem sehingga roda perekonomian bisa berjalan lebih cepat dengan konsekuensi sedikit mentolelir stabilitas tingkat inflasi dan juga nilai tukar.

Perubahan Paradigma

Alih-alih “Melepas rem” sebagaimana disebutkan sebelumnya adalah suatu hal yang jarang dilakukan oleh Bank Indonesia

"Selama ini BI cenderung kontraktif untuk menjaga stabilitas perekonomian. Melepas rem sama saja dengan mengubah paradigma atau bahkan mungkin keyakinan. Bahkan bagian sebagian orang, mengubah paradigma sama dengan mengubah madzhab dan keyakinan, sangat tabu jika tidak mau dikatakan tidak mungkin." jelas Muhidin M Said.

Namun berkaca dari catatan sejarah, Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki jiwa kekeluargaan dan kegotongroyongan.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved