Morowali Hari Ini

IMIP Inisiasi Pembentukan 10 Bank Sampah Unit di 4 Desa Bahodopi Morowali  

Adanya BSU juga dapat mempermudah akses penjemputan sampah, dan mengurangi biaya operasional yang ada di bank sampah induk.

Editor: mahyuddin
HANDOVER
PEMBENTUKAN BANK SAMPAH UNIT - PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) menginisiasi pembentukan 10 bank sampah unit di empat desa di Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah. Dalam rangka mengoptimalkan pengelolaan sampah di Morowali, Sulawesi Tengah,  

TRIBUNPALU.COM, MOROWALI - PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) menginisiasi pembentukan 10 bank sampah unit di empat desa di Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.

Dalam rangka mengoptimalkan pengelolaan sampah di Morowali, Sulawesi Tengah

CSR Economy & Environment Team Leader PT IMIP Ferdi Saputra mengatakan, bank sampah unit itu merupakan bagian dari Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Ara Sinergi Berdaya yang sebelumnya telah dibentuk pada September 2024 kemarin.

Pembentukan bank sampah unit dimaksudkan untuk memperlancar pengangkutan sampah menuju Bank Sampah Sidaya, karena selama ini pengangkutan sampah dilakukan secara door to door.

“Nah, dengan dibentuknya BSU ini diharapkan untuk setiap sampah yang dikumpulkan oleh nasabah itu dapat terkumpul di satu titik. Selama ini nasabah bank sampah itu keliling dari ke empat desa yaitu Makarti Jaya, Labota, Padabaho dan Betebet. Jadi, awalnya semua itu dijemput door to door, dengan adanya BSU ini dapat memudahkan untuk titik pengumpulan sampah,” kata Ferdi melalui rilis tertulis diterima TribunPalu.com, Kamis (27/02/2025).

Baca juga: Legislator DPRD Sulteng Soroti Aktivitas Pembuangan Sampah di Lambolo Morowali Utara

Ferdi mengatakan, adanya BSU juga dapat mempermudah akses penjemputan sampah, dan mengurangi biaya operasional yang ada di bank sampah induk.

Hingga saat ini, KSM Ara Sinergi Berdaya sudah memiliki 308 nasabah dari empat desa yang tersebar di sekitar kawasan industri IMIP.

Nasabah itu mengumpulkan sampah terpilah yang bernilai ekonomi seperti sampah botol kaca, plastik dan organik.

Ada pun 10 bank sampah unit itu tersebar di Desa Labota sebanyak 5 (lima) unit, Makarti Jaya 2 (dua) unit, Padabaho 2 (dua) unit, dan Desa Bete-Bete 1 (satu) unit.

“Nanti sampah yang sudah terpilah di bank sampah unit akan dikumpulkan di Bank Sampah Induk yang dikelola oleh KSM Ara Sinergi Berdaya. Kemudian di Bank Sampah Induk akan di proses melalui KSM Bahomakmur. Untuk di sistem Bank Sampah Induk, nasabah bisa meraup penghasilan tambahan sekitar Rp 1 juta hingga Rp 2 jutaan dengan sistem penarikan setiap 3 bulan,” jelas Ferdi.

BSU ini bisa menjadi sistem pengelolaan sampah yang berkualitas dan berdaya saing.

Ia berharap semoga dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat bahwa sampah masyarakat itu ternyata mempunyai nilai ekonomi.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved