Kesehatan
Brokoli Bisa Bantu Autisme dan Diabetes, Asal Masaknya Benar
Sulforafan berfungsi sebagai antikanker, antioksidan, dan antiinflamasi, serta diyakini mampu meredakan gejala autisme.
TRIBUNPALU.COM - Belakangan ini, Brokoli semakin populer karena kaya akan sulforafan, senyawa yang diketahui memiliki banyak manfaat kesehatan.
Sulforafan berfungsi sebagai antikanker, antioksidan, dan antiinflamasi, serta diyakini mampu meredakan gejala autisme.
Senyawa ini juga dapat membantu menurunkan gula darah dan memperbaiki kadar HbA1c.
Beberapa penelitian menunjukkan bagaimana senyawa ini berperan dalam pengendalian gula darah.
Bahkan, Brokoli berpotensi memiliki manfaat antikanker sehingga tidak mengherankan jika pil Brokoli semakin populer.
Dilansir dari Science Alert, penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa memakan seluruh sayuran akan memberi lebih banyak sulforafan daripada mengonsumsi suplemen.
Baca juga: Harga Emas Hari Ini Sabtu 19 April 2025, Emas Antam Stagnan di Akhir Pekan, Cek Harga Terbarunya
Jadi, tim peneliti Tiongkok memutuskan untuk mencoba dan menemukan cara terbaik untuk memasak Brokoli.
Mereka menerbitkan hasil penelitian mereka pada tahun 2018 di Jurnal Kimia Pertanian dan Pangan.
Sayuran ini mengandung beberapa senyawa yang disebut glukosinolat.
Brokoli juga mengandung enzim mirosinase yang dikembangkan tanaman untuk mempertahankan diri dari herbivora.
Melalui apa yang dikenal sebagai "aktivitas mirosinase", glukosinolat diubah menjadi sulforafan yang merupakan apa yang kita inginkan.
Namun, untuk memulai aktivitas mirosinase, ternyata ada cara yang lebih baik.
"Penelitian telah menunjukkan bahwa metode memasak Brokoli yang umum, seperti merebus dan memanaskannya dalam microwave, secara signifikan mengurangi jumlah glukosinolat dalam sayuran tersebut," tulis Science Alert, dikutip Jumat, (18/4/2025).
Bahkan, jika hanya memanaskannya selama beberapa menit, kandungan mirosinase juga akan rusak.
Baca juga: FOTO: Ratusan Peserta Meriahkan Santika Palu Fit Sport Chill and Tread, Ada Fun Run dan Poundfit
Oleh karena itu, sejauh ini jumlah sulforafan terbesar yang bisa didapatkan dari Brokoli adalah dengan mengunyah bunganya yang mentah.
"Anda bisa mendapatkan jumlah sulforafan terbesar dari Brokoli dengan mengunyah kuntumnya mentah."
Tim tersebut membeli seikat Brokoli dari pasar lokal dan mulai mengukur kadar senyawa dalam sayuran tersebut.
Pertama, mereka pada dasarnya menghancurkan Brokoli, memotongnya menjadi potongan-potongan berukuran 2 milimeter untuk mendapatkan aktivitas mirosinase sebanyak mungkin (ingat, aktivitas terjadi ketika Brokoli rusak).
Kemudian, mereka membagi sampel mereka ke dalam tiga kelompok. Satu kelompok dibiarkan mentah.
Satu kelompok ditumis selama empat menit langsung setelah dipotong, dan kelompok ketiga dicincang lalu dibiarkan selama 90 menit sebelum ditumis selama empat menit juga.
Periode penantian selama 90 menit dimaksudkan untuk melihat apakah Brokoli memiliki lebih banyak waktu untuk mengembangkan senyawa bermanfaat sebelum dimasak sebentar.
Ternyata, Brokoli yang langsung ditumis memiliki 2,8 kali lebih sedikit sulforafan daripada Brokoli yang dibiarkan berkembang" lebih lama. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
| Tips Kesehatan: Waspada Tifus pada Musim Hujan, Kenali Ciri-cirinya |
|
|---|
| Tips kesehatan, Virus HMPV Terdeteksi di Indonesia, Apa Perlu Anda Ketahui? |
|
|---|
| Tips kesehatan Virus HMPV Belum Masuk Indonesia, Masyarakat Diminta Tetap Waspada |
|
|---|
| Tips kesehatan Demam Naik Turun Selama Dua Minggu, Apakah Itu Berbahaya? |
|
|---|
| Cek Cara Dapat Medical Check Up Gratis di Hari Ulang Tahun |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.