Sulteng Hari Ini

Jelang Musda, Irwan Lapatta Akui Belum Tertarik Nahkodai Golkar Sulteng

Aroma kompetisi dan strategi politik mulai menyeruak, seiring beredarnya nama-nama kandidat yang disebut berpeluang kuat.

|
Penulis: Zulfadli | Editor: Fadhila Amalia
Humas Pemkab Sigi
Ketua DPC Golkar Kabupaten Sigi dan juga Ketua DPD Kosgoro Sulteng, Mohamad Irwan Lapatta. 

Laporan Wartawan TribunPalu.com, Zulfadli

TRIBUNPALU.COM, PALU - Meski belum resmi dibuka, peta pertarungan menuju kursi Ketua DPD Partai Golkar Sulawesi Tengah mulai menampakkan warna.

Aroma kompetisi dan strategi politik mulai menyeruak, seiring beredarnya nama-nama kandidat yang disebut berpeluang kuat.

Baca juga: Diusulkan Jadi Komisaris Utama Bank Sulteng, Irwan Lapatta Tunggu Proses OJK

Namun, satu nama yang sejak awal disebut sebagai kuda hitam justru meredam spekulasi yakni Mohamad Irwan Lapatta.

Ditemui di kediamannya, Irwan yang menjabat sebagai Ketua DPC Golkar Kabupaten Sigi dan juga Ketua DPD Kosgoro Sulteng, memilih kalimat tenang namun bernada tajam saat dimintai komentarnya soal kemungkinan maju dalam Musyawarah Daerah (Musda) mendatang.

“Saya belum ada pemikiran ke sana. Saya mengetahui dinamikanya besar. Bukan karena tidak mampu, tapi untuk sekarang saya memilih fokus di bidang lain,” kata Irwan.

Alih-alih menyatakan ambisi pribadi, Irwan justru menegaskan dukungan penuh kepada petahana, Arus Abdul Karim, yang menurutnya masih layak didorong melanjutkan satu periode lagi meski sudah dua kali menjabat.

“Saya masih mendukung Pak Arus. Beliau berhasil menaikkan posisi Golkar di DPR dari wakil ketua jadi ketua. Di Pilkada, Golkar menang di sembilan kabupaten/kota, bahkan perolehan suara Golkar di Pileg naik signifikan, dari satu jadi dua kursi di pusat,” ungkapnya pada Sabtu (11/5/2025) malam.

Baca juga: Moh Irwan Lapatta Harap Bupati Sigi yang Baru Temukan Solusi Efisiensi Anggaran

Bagi Irwan, capaian itu cukup untuk menjadi landasan permohonan diskresi kepada DPP Partai Golkar, sebuah jalur khusus bagi kader yang dinilai masih relevan untuk memimpin meski secara aturan telah menjabat dua periode.

“Dalam AD/ART memang dua periode. Tapi ada yang namanya diskresi. Dan kalau kita bicara syarat, Pak Arus masih sangat layak untuk didiskresikan. Kepemimpinan beliau terbukti. Meski tak sempurna, dinamika itu wajar dalam manajemen organisasi,” ujarnya.

Irwan bahkan menyarankan agar kader-kader Golkar menyampaikan sikap terbuka mendukung Arus untuk satu periode tambahan, demi kesinambungan dan stabilitas partai di tengah persaingan politik yang kian keras.

“Ini bukan soal tidak ada calon lain yang layak. Tapi Golkar butuh kontinuitas. Pak Arus bisa menjadi pengantar untuk periode selanjutnya agar partai ini mencapai hasil maksimal,” lanjut Irwan.

Saat ditanya soal munculnya nama Imelda Liliana Muhidin sebagai kandidat alternatif yang tengah digadang-gadang, Irwan menanggapinya diplomatis namun menyisipkan standar ketat untuk calon pemimpin partai.

“Itu hak beliau. Silakan saja maju. Tapi menurut saya, memimpin Golkar bukan sekadar pernah menjadi bendahara. Kita bicara soal pengalaman manajerial, bukan hanya menjadi pelengkap struktur,” sindir Irwan tanpa menyebut nama langsung.

Menurutnya, Golkar adalah “kapal besar” dengan 12 kabupaten dan satu kota di dalamnya. Butuh pemimpin yang tidak hanya populer, tapi benar-benar teruji dalam memimpin organisasi politik berskala besar.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved