OPINI

Renungan ilmiah Menyusuri Jejak Ekspedisi Wallacea di Togean

Sebuah gugusan pulau yang terselip dalam dekapan Samudra Pasifik, yang menghampar bagai mozaik zamrud di tengah peta kehidupan.

Penulis: Citizen Reporter | Editor: mahyuddin
dok pribadi
OPINI - Pemerhati masalah Ekonomi, Budaya dan Politik, Aslamuddin Lasawedy. 

Aslamuddin Lasawedy

Pemerhati masalah Ekonomi, Budaya dan Politik

TRIBUNPALU.COM - Di bentangan biru laut Teluk Tomini, di sana Togean berdiri sunyi.

Sebuah gugusan pulau di Sulawesi Tengah, yang terselip dalam dekapan Samudra Pasifik, menghampar bagai mozaik zamrud di tengah peta kehidupan. 

Kawasan ini bukan sekadar peta geografis atau titik koordinat.

Ia adalah simpul simpang siur sejarah geologi, biologi, dan budaya yang saling berkelindan dalam harmoni yang kompleks. Indah, sekaligus misterius.

Inilah satu-satunya teluk di dunia yang dilewati Garis Khatulistiwa. Teluk Tomini

Wallacea, adalah sebuah nama yang lahir dari jejak langkah seorang naturalis yang sunyi, Alfred Russel Wallace.

Pelayarannya melintasi timur dan barat.

Mengurai benang halus antara dunia flora dan fauna Asia dan Australia.

Togean, meskipun tidak secara eksplisit disebut dalam catatan Wallace, berdiri kokoh sebagai anak kandung dari teori besar yang ia lahirkan.

Ia adalah satu titik di mana pertemuan dunia berbeda, yang merajut harmoni kehidupan puspa warna, yang tidak ditemukan di tempat lain.

Ekspedisi ilmiah yang menyinggahi Togean ini, tidak hanya sekadar pencatatan spesies atau pengambilan sampel.

Ia adalah dialog lirih antara manusia dengan alam. Antara sains yang dingin dan puisi yang hangat.

Para peneliti yang datang membawa lensa mikroskop dan net plankton. Saat pulang, mereka membawa lebih dari sekadar data.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved