Dapur MBG Akan Disertifikasi, Target Juli 2025 Semua SPPG Tersertifikasi
Salah satunya adalah penggunaan bahan baku yang sudah tidak layak konsumsi.
TRIBUNPALU.COM - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, akhirnya mengungkapkan alasan di balik kasus keracunan yang dialami sejumlah siswa setelah mengonsumsi makanan dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di beberapa daerah.
Menurut Dadan, ada beberapa faktor yang menyebabkan insiden tersebut.
Salah satunya adalah penggunaan bahan baku yang sudah tidak layak konsumsi.
Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya peningkatan kualitas bahan baku dalam program MBG, dengan memastikan bahan yang digunakan selalu segar dan dipilih dengan cermat.
Lalu, Dadan juga mengatakan, pihak dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) terlalu lama dalam memasak makanan dan diimbau untuk mempercepat prosesnya.
"Kejadian di Sukoharjo kemudian juga kejadian di Pali, Sumatra Selatan itu karena processing terlalu lama, termasuk di Bandung dan di Tasikmalaya sehingga kita meminta sekarang seluruh SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) memasaknya tidak terlalu lama antara waktu memasak dengan penyiapan," ujar Dadan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IX DPR di Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (21/5/2025), dikutip dari YouTube Parlemen TV.
Dadan juga mengungkapkan, ada peristiwa keracunan MBG karena makanan yang disajikan tidak kunjung dikonsumsi oleh siswa.
Adapun hal ini berkaca dari kasus keracunan MBG di Batang, Jawa Tengah, di mana siswa terlambat mengonsumsi makanan karena terlebih dahulu harus mengikuti acara sekolah.
Dia mengungkapkan, berkaca dari kasus tersebut, maka diharapkan adanya peningkatan prtokol keamanan saat proses pengantaran makanan dari SPPG ke sekolah dan imbauan bagi sekolah agar segera mengonsumsi makanan MBG.
Selanjutnya, Dadan mewanti-wanti agar makanan segera diganti menu lain ketika rasa atau tekstur makanan sudah berubah.
Dia pun mewajibkan adanya uji organoleptik terkait tampilan, aroma, rasa, tekstur, dan lain-lain.
"Baik itu (keracunan MBG) di Bogor, di Cianjur, kemudian di Bandung, di Tasikmalaya, itu kejadiannya justru terjadi pada satuan-satuan pelayanan yang sudah 3-4 bulan melakukan distribusi makanan,"
"Jadi ada kesan bahwa ini menjadi kebiasaan dan kemudian kami putuskan agar melakukan penyegaran dan sekarang setiap dua bulan penjamah makanan tersebut kami kumpulkan untuk diberi pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan juga keterampilannya," beber Dadan.
Upaya Cegah Keracunan MBG Terjadi Lagi
Dadan mengatakan pihaknya sudah melakukan pencegahan terjadinya keracunan MBG lewat berbagai cara, yaitu dari penetapan standar baru dan sertifikasi bagi SPPG.
Erick Thohir Resmi Jabat Menteri Pemuda dan Olahraga |
![]() |
---|
Deretan Pejabat Tiba di Istana Jelang Reshuffle Kabinet, Ada Tito Karnavian dan Sarah Sadika |
![]() |
---|
Rahayu Saraswati Bantah Dirinya Jadi Menpora, Sebut Mundur dari DPR karena Alasan Ini |
![]() |
---|
Bukan Sosok Asing, Ini Profil Erick Thohir yang Diisukan Jadi Menpora Baru, Punya Harta Rp2,4 T |
![]() |
---|
Profil Djamari Chaniago, Purnawirawan Jenderal TNI, Calon Kuat Menko Polkam Kabinet Prabowo |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.