Jemaah Haji Sulteng
Dari Tolitoli ke Tanah Suci, Perjalanan Iman Seorang Jemaah Tunanetra
Ia mengucapkannya dengan suara bergetar saat disambangi Tribunnews.com yang tergabung dalam Tim Media Center Haji (MCH 2025), Rabu (21/5/2025) siang.
Saat itu kondisinya masih sehat.
Namun setahun kemudian takdir berkata lain.
"Tahun 2013 mendaftar haji, waktu itu masih sehat saya. Tidak bisa melihat ini dari 2014 sampai sekarang," kata Baharudin mengawali ceritanya.
Kala itu dia memeriksakan dirinya ke dokter setahun usai mendaftar haji, ternyata Baharudin diketahui mengidap glukoma.
Dia tak bisa melihat lagi.
Sempat ingin menjalani operasi namun dokter kala itu tak mengizinkannya.
Dari situlah kemudian Baharudin menjadi tunanetra.
"Keluhannya sekarang apa bapak," tanya Tribun.
"Saya tidak bisa melihat," jawab pensiunan Dinas Pendidikan yang pernah menjadi guru ini.
"Jadi tahun 2014, penyebabnya saya tidak tahu. Waktu berobat menurut keterangan dokter glukoma dulu," kata dia.
"Saya minta bantuan untuk dioperasi supaya bisa melihat tapi dokter tidak berani waktu itu," ujarnya.
Meski dalam kondisi tidak bisa melihat, semangat Baharudin tak kendur.
Dia yakin Allah akan memudahkan jalannya untuk menunaikan rukun Islam kelima ini.
"Ini panggilan, siapa tahu panggilan haji ini bisa sembuh mata saya, bisa melihat lagi," harap Baharudin.
"Mudah-mudahan Allah memanggil kita ini untuk memaafkan kesalahan-kesalahan yang lalu," kata dia.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.