Jemaah Haji Sulteng
Dari Tolitoli ke Tanah Suci, Perjalanan Iman Seorang Jemaah Tunanetra
Ia mengucapkannya dengan suara bergetar saat disambangi Tribunnews.com yang tergabung dalam Tim Media Center Haji (MCH 2025), Rabu (21/5/2025) siang.
Di tengah-tengah perbincangan, tiba-tiba Baharudin teringat dengan keluarga yang mendampinginya berhaji.
Ada keponakannya 2 orang, seorang menantu serta seorang kakaknya yang ikut berhaji bersama.
Namun keempat anggota keluarganya itu tak diketahui Baharudin ada dimana saat dia berada di Gate E.
Baharudin pun menanyakan keberadaan keluarganya itu.
"Saya tidak tahu kemana saudara-saudara saya ini. Bantu kita ya," ujarnya.
Tribun kemudian menjelaskan kepada Baharudin bahwa keluarganya aman-aman saja karena mereka telah terlebih dulu berada di dalam bus yang akan membawa mereka ke Makkah.
Sementara jemaah lansia dan penyandang disabilitas mendapat giliran terakhir untuk menaiki bus.
Baharudin pun senang dan menyampaikan terima kasih karena sudah dibantu oleh petugas haji.
"Kalau bisa melihat tidak ada persoalan, tapi saya tidak bisa melihat, jadi bantuan dari petugas haji yang kita harapkan," ujarnya.
Tak Pernah Mengeluh
Semangat Baharudin diakui oleh Tenaga Kesehatan Haji (TKH) Sulteng, Arifandi Yakub.
Arifandi mengatakan dari awal berangkat sejak di Tolitoli sampai di Palu, Baharudin tak sekalipun mengeluh.
"Alhamdulillah berangkatnya dari tempat tinggal di Tolitoli sampai di Palu tidak ada keluhan apapun. Cuma kekurangannya itu penglihatannya aja," kata Arifandi ditemui di Bandara Jeddah.
Demikian pula dalam perjalanan dari Palu ke Balikpapan, semuanya berjalan lancar.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.