Ini 3 Keutamaan Surah Al Kahfi di Hari Jumat, Ada Ayat 1-10

Membaca surah Al Kahfi termasuk amalan yang dianjurkan untuk dilakukan pada hari Jumat dan meraih pahala beserta keutamaan lainnya. 

Editor: Fadhila Amalia
Shutterstock
Bacaan Surah Al Kahfi ayat 1 hingga 10 yang dilengkapi dengan arab, latin dan terjemahan. 

TRIBUNPALU.COM - Di antara amalan yang sangat dianjurkan pada Hari Jumat adalah membaca Surah Al-Kahfi.

Bukan hanya sekadar tilawah, surah ini menyimpan keutamaan luar biasa, termasuk perlindungan dari fitnah Dajjal dan pancaran cahaya iman hingga Jumat berikutnya.

Baca juga: Bimo Wijayanto Resmi Jadi Dirjen Pajak Gantikan Suryo Utomo

Membaca surah Al Kahfi termasuk amalan yang dianjurkan untuk dilakukan pada hari Jumat dan meraih pahala beserta keutamaan lainnya.

Al Kahfi merupakan surat ke-18 dalam Al quran yang terdiri dari 110 ayat.

Surat ini merupakan surat Makkiyah atau surat yang diturunkan pada periode Makkah.

Surat Al Kahfi menjadi bagian penengah antara juz 15-16 karena ayat-ayatnya berada di akhir dari juz 15 sampai di awal juz 16.

Baca juga: Ini 5 Strategi Jitu Main FF yang Perlu Kamu Tahu

Membaca surat Al Kahfi pada hari Jumat merupakan amalan yang dianjurkan.

Pasalnya, membaca surat Al Kahfi pada hari Jumat merupakan amalan sunah yang memiliki banyak keutamaan dan sebagai bentuk memuliakan hari Jumat yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW.

Ada banyak keistimewaan yang bisa Anda dapatkan jika rutin baca surah Al Kahfi pada hari Jumat.

Berikut keutamaan membaca surah Al Kahfi pada hari Jumat, satu diantaranya bisa dijauhkan dari fitnah dajjal hingga diampuni dosa.

Selain memuat keutamaan membaca surah Al Kahfi pada hari Jumat, dalam artikel ini juga memuat surah Al Kahfi ayat 1-10 beserta teks arab dan terjemahannya.

Melansir dari laman MUI, berikut ini keutamaan membaca surah Al Kahfi pada hari Jumat.

1. Terhindar dari Fitnah Dajjal

Dari Abu Darda, Rasulullah SAW bersabda sebagai berikut ini yang artinya:

“Barangsiapa membaca sepuluh ayat pertama dari surat Al-Kahfi, maka ia akan terlindungi dari fitnah Dajjal.” (HR Ibnu Hibban).

Selain itu, di dalam kitab Al-Mukhtarah karya Al-Hafiz Ad-Diyaul Maqdisi disebutkan dari Abdullah ibnu Mus’ab, dari Manzur ibnu Zaid ibnu Khalid Al-Juhani, dari Ali ibnul Husain, dari ayahnya, dari Ali secara marfu’, yang artinya:

Baca juga: Kasus Pneumonia Merebak, Kemenkes: Pentingnya Pencegahan dan Penanganan

 “Barang siapa yang membaca surat Al Kahfi pada hari Jumat, maka ia dipelihara selama delapan hari dari segala fitnah dan jika Dajjal keluar, maka ia dipelihara dari fitnahnya.

2. Diampuni Dosa dalam Dua Jumat
“Barang siapa yang membaca surat Al Kahfi pada hari Jumat, akan dibentangkan baginya cahaya mulai dari bawah telapak kakinya sampai ke langit.

Cahaya itu akan memancarkan sinar baginya pada hari kiamat. Dan ia akan mendapatkan ampunan dari Allah di antara dua Jumat.” (HR Abu Bakr bin Mardawaih dari Abdullah bin Umar RA).

3. Sebagai Pengingat Hari Kiamat
Setiap umat Muslim seharusnya banyak mengingat akan adanya hari kiamat, karena dengan mengingat–ingat datangnya hari kiamat tersebut maka akan menuntun kita untuk melakukan kebaikan.

Hal tersebut juga dituliskan di dalam surat Al Kahfi ayat 47 :

 وَيَوْمَ نُسَيِّرُ الْجِبَالَ وَتَرَى الْاَرْضَ بَارِزَةًۙ وَّحَشَرْنٰهُمْ فَلَمْ نُغَادِرْ مِنْهُمْ اَحَدًاۚ

“Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Kami perjalankan gunung-gunung dan engkau akan melihat bumi itu rata dan Kami kumpulkan mereka (seluruh manusia), dan tidak Kami tinggalkan seorang pun dari mereka.”

Baca juga: Kodim 1306/Palu Kerahkan 497 Personel Bersihkan Pasar Inpres Manonda

Berikut bacaan surah Al-Kahfi ayat 1-10

1. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ عَلٰى عَبْدِهِ الْكِتٰبَ وَلَمْ يَجْعَلْ لَّهٗ عِوَجًا ۜ

al-ḥamdu lillāhillażī anzala 'alā 'abdihil-kitāba wa lam yaj'al lahụ 'iwajā

2. قَيِّمًا لِّيُنْذِرَ بَأْسًا شَدِيْدًا مِّنْ لَّدُنْهُ وَيُبَشِّرَ الْمُؤْمِنِيْنَ الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ الصّٰلِحٰتِ اَنَّ لَهُمْ اَجْرًا حَسَنًاۙ

qayyimal liyunżira ba`san syadīdam mil ladun-hu wa yubasysyiral-mu`minīnallażīna ya'malụnaṣ-ṣāliḥāti anna lahum ajran ḥasanā

3. مَّاكِثِيْنَ فِيْهِ اَبَدًاۙ

mākiṡīna fīhi abadā

 4. وَّيُنْذِرَ الَّذِيْنَ قَالُوا اتَّخَذَ اللّٰهُ وَلَدًاۖ

wa yunżirallażīna qāluttakhażallāhu waladā

5. مَّا لَهُمْ بِهٖ مِنْ عِلْمٍ وَّلَا لِاٰبَاۤىِٕهِمْۗ كَبُرَتْ كَلِمَةً تَخْرُجُ مِنْ اَفْوَاهِهِمْۗ اِنْ يَّقُوْلُوْنَ اِلَّا كَذِبًا

mā lahum bihī min 'ilmiw wa lā li`ābā`ihim, kaburat kalimatan takhruju min afwāhihim, iy yaqụlụna illā każibā

6. فَلَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَّفْسَكَ عَلٰٓى اٰثَارِهِمْ اِنْ لَّمْ يُؤْمِنُوْا بِهٰذَا الْحَدِيْثِ اَسَفًا

 
fa la'allaka bākhi'un nafsaka 'alā āṡārihim il lam yu`minụ bihāżal-ḥadīṡi asafā

7. اِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى الْاَرْضِ زِيْنَةً لَّهَا لِنَبْلُوَهُمْ اَيُّهُمْ اَحْسَنُ عَمَلًا

innā ja'alnā mā 'alal-arḍi zīnatal lahā linabluwahum ayyuhum aḥsanu 'amalā

8. وَاِنَّا لَجَاعِلُوْنَ مَا عَلَيْهَا صَعِيْدًا جُرُزًاۗ

wa innā lajā'ilụna mā 'alaihā ṣa'īdan juruzā

9. اَمْ حَسِبْتَ اَنَّ اَصْحٰبَ الْكَهْفِ وَالرَّقِيْمِ كَانُوْا مِنْ اٰيٰتِنَا عَجَبًا

am ḥasibta anna aṣ-ḥābal-kahfi war-raqīmi kānụ min āyātinā 'ajabā

10. اِذْ اَوَى الْفِتْيَةُ اِلَى الْكَهْفِ فَقَالُوْا رَبَّنَآ اٰتِنَا مِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةً وَّهَيِّئْ لَنَا مِنْ اَمْرِنَا رَشَدًا

iż awal-fityatu ilal-kahfi fa qālụ rabbanā ātinā mil ladungka raḥmataw wa hayyi` lanā min amrinā rasyadā.(*)

Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved