Mengenal Sistem Pertahanan Udara Indonesia Tak Kalah dari Israel

Di Indonesia, NASAMS terbaru yakni NASAMS 2 ditempatkan di wilayah Jawa (lokasinya disamarkan) dan berada di bawah kendali TNI AU.

Editor: Regina Goldie
Via Tribun Batam
IRON DOME INDONESIA - Penampakan NASAMS, Iron Dome versi Indonesia. /Foto: NASAMS 

NASAMS  didesain untuk memberikan perlindungan terhadap asset–asset penting dan obyek vital bernilai strategis dari serangan udara. 

NASAMS juga dilengkapi dengan kemampuan deteksi, identifikasi dan tracking terhadap target serta kemampuan mendeteksi adanya jammer yang dapat mengganggu operasional system NASAMS.

Secara garis besar, NASAMS terdiri atas Radar, Rudal dengan peluncurnya, Command Post dan sarana komunikasi.

Sekilas Iron Dome Israel Fungsinya Sama

Fungsi Iron Dome adalah untuk menghalau roket dan tembakan artileri jarak dekat sebagai antisipasi serangan ke Israel khususnya dari Palestina dan Iran.

Mengutip laman Missile Threat,  sistem pertahanan ini berisi tiga elemen utama yakni ELM 2084 Multmission Radar (MMR), battle management and weapon control system (BMC), dan unit penembakan yang dilengkapi senjata roket pencegat Tamir.

Iron Dome dibuat layaknya peluncur roket dari darat.

Sistem ini memiliki empat roda yang bisa berpindah tempat.

Kemampuan lainnya yakni mampu mendeteksi serangan roket dari jarak 4 hingga 70 kilometer, kemudian meluncurkan roket pencegat Tamir yang akan menghancurkan roket penyerang di udara.

Roket pencegat Tamir memiliki spesifikasi panjang 3 meter, diameter 0,16 meter, dengan berat 90 kilogram.

Satu roket ini diperkirakan seharga 100 ribu Dollar AS (Rp1,4 miliar) dapat menempuh jarak hingga 40 kilometer.

Saat serangan rudal Iran yang begitu canggih dan telah dimodifikasi, Iron Dome Israel juga  mulai kewalahan.

Sistem pertahanan Iron Dome diperkirakan menghabiskan dana hingga 100 juta dollar AS atau sekitar Rp 1,4 triliun.

Satu unit Irone Dome disebut dapat menjaga area seluas 150 kilometer persegi.

Dalam perkembangannya, Iron Dome juga mendapatkan sokongan dari Amerika Serikat.

Meski teknologi ini dikembangkan oleh Israel, namun laporan juga menyebut Amerika Serikat turut mendanai pengembangan setelah beroperasi pada 2011.

Saat ini, Israel memiliki 10 unit Iron Dome yang ditempatkan di beberapa kota.

Tiap unitnya terdiri dari tiga hingga empat peluncur stasioner, 20 roket Tamir, dan radar medan perang. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved