Berita Viral

Guru di Bekasi Mendadak Resign Massal, Akui Tak Tahan Diperlakukan Bak ART oleh Pimpinan Yayasan

Sebanyak 7 Guru di Bekasi kompak resign massal usai mengaku diperlakukan seperti ART oleh kepala yayasan sekolah.

Editor: Lisna Ali
warta kota
GURU KOMPAK RESIGN- Sejumlah guru pengajar di sekolah swasta elite Al Kareem Islamic School di Jalan Baru Perjuangan RT 04 RW 11 Marga Mulya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, kompak resign massal mengaku diperlakukan seperti ART. 

Salsabila menuturkan informasi resign massal pihaknya rupanya tidak diberitahu oleh kepala yayasan kepada seluruh orangtua murid.

Bahkan pihak guru tidak lagi bisa atau diperkenankan berkomunikasi oleh kepala yayasan kepada orangtua murid melalui akun email sekolah yang sebelumnya kerap difungsikan untuk wadah komunikasnya.

Mengingat akun email sekolah tersebut sudah diganti password, dan para guru tidak mengetahuinya.

"Kami juga sudah kehilangan akses untuk memberitahukan informasi kepada parents (orangtua murid), jadi kami tidak tahu-menahu lagi untuk memberitahukan hal tertentu kepada parents," tuturnya.

Wali Murid Kecewa

Akibat peristiwa itu, sejumlah orangtua murid yang tidak mengetahui informasi tetap mendatangi sekolah guna mengantar anak bersekolah seperti biasa.

Kemudian orangtua murid yang tidak mengetahui itu justru mengaku dibuat kecewa.

Satu contohnya Nurhaliza (33) yang mengatakan kecewa sekaligus terkejut dengan melihat di depan mata kalau sekolah anaknya tiba-tiba berhenti operasi tanpa pemberitahuan karena tidak adanya lagi guru.

"Maksudnya sia-sia waktu saya, kenapa gini, harusnya kan di WhatsApp (WA) sayanya kalau misalnya emang tidak ada progres lagi sekolahnya," kata Nurhaliza saat ditemui di lokasi, Senin (16/6/2025).

Padahal Nurhaliza menjelaskan dirinya hanya mendapatkan informasi dari email untuk anaknya datang ke sekolah pada Senin (16/6/2025) guna mengikuti ujian susulan.

Sebab anaknya sempat sakit dan kemudian diminta untuk mengikuti ujian susulan.

"Minggu  lalu anak saya sakit, jadi tidak masuk, Minggu lalu sempat ujian, nah disuruh susulan ujian hari ini, tapi ya gitu digembok (Sekolahnya) tidak bisa masuk, padahal udah pakaian lengkap anak saya," jelasnya. 

Akan tetapi, begitu sampai ternyata sekolah berhenti beroperasi dan pagar digembok.

"Tapi ya gitu, digembok (sekolahnya) tidak bisa masuk, padahal udah pakaian lengkap anak saya," 

Nurhaliza menuturkan, sebelum dikagetkan dengan sekolah yang tiba-tiba beroperasi, dirinya sempat menyimpan rasa curiga terhadap sistem pelayanan pembelajaran.

Kecurigaan terjadi saat dirinya dijanjikan fasilitas konseling dari psikolog untuk anaknya yang sekolah di tempat tersebut.

Namun, kenyataannya, janji itu palsu atau tidak terealisasi.

"Jadi saya selama anak saya sekolah di sini tidak pernah ketemu psikolog," tuturnya, melansir Warta Kota.

Nurhaliza mengaku sangat kecewa karena janji konseling dengan psikolog tidak terealisasi.

Selain karena sudah meluangkan waktu, dirinya dan suami sudah mengeluarkan biaya untuk fasilitas tersebut hingga nominal jutaan rupiah.

"Udah (bayar), itu udah termasuk ke biaya Activity Fee, paket, nilainya Rp5,5 juta buat kelas Nursery," ucapnya.

Nurhaliza berharap pihak pengelola sekolah dapat bertanggung jawab dengan mengembalikan uang orang tua siswa.

"Sebaiknya bertanggung jawab pihak sekolah dan kembalikan uang yang  sudah terlanjur bayar, saya juga masih ada uang pangkal di sekolah ini udah kebayar Rp7,3 juta," harapnya.

Sementara wali murid lainnya, Benny Sugeng Waluyo (42), yang mensekolahkan anaknya yang merupakan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), mengeluhkan hal serupa.

Mulanya, Sugeng mengatakan sempat mendapat informasi kalau sekolah ini memiliki pembelajaran inklusi yang ada psikolognya.

Sehingga terdapat waktu belajar tambahan untuk terapi klinik, dan itulah yang menjadi alasan dirinya mau memasukkan anaknya ke sekolah ini.

"Tapi selama anak kami sekolah di sini, realisasi itu tidak ada," kata Sugeng, Minggu (15/6/2025).

Sugeng menjelaskan keluhan lainnya, perihal di awal, pihak sekolah akan memberikan pendamping di kelas untuk anaknya belajar.

Tapi kenyataan, menurutnya, janji tersebut tidak terealisasi juga.

Padalah ia mengaku sudah membayar setiap per tiga bulan untuk tambahan pendamping dengan biaya Rp1 juta.

"Bilangnya setiap anak saya belajar di sini, nantinya ada pendamping di kelas, tapi waktu kami cek saat belajar mengajar tidak ada yang mendampingi."

"Karena di sekolah ini setiap kelas yang harusnya ada dua orang (guru dan pendamping), tapi kenyataannya cuma ada satu guru dan tidak ada pendamping," jelasnya.

Berdasarkan hal itu, Sugeng mengaku kecewa karena segala upaya terbaik untuk pendidikan anak diberikan tapi hasilnya sia-sia.

Para orang tua murid melaporkan kejadian ini ke Mapolres Metro Bekasi Kota setelah sebelumnya sempat membuat somasi kepada pihak sekolah. namun tidak ada jawaban.

"Kecewa sangat, masalahnya anak berkebutuhan khusus ini kan berbeda, kami sebagai orang tua kan harus ekstra."

"Tapi ternyata ekstra yang kami berikan itu tidak sesuai dengan kenyataan dan itu membuat kami kecewa."

"Sekarang  kami melaporkan pihak sekolah ke polisi," tutupnya.

Pemkot Bekasi Segel Sekolah

Sekolah Al Kareem Islamic School di Jalan Baru Perjuangan RT 04 RW 11 Marga Mulya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi disegel atau diberhentikan beroperasi.

Segel itu dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi pada Selasa (17/6/2025).

Lurah Marga Mulya, Makfudin mengatakan pemberhentian itu dilakukan oleh Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bekasi dengan didampingi pihaknya, Bimaspol, Kecamatan Bekasi Utara, dan Satpol PP.

Selain itu pihak yayasan, dalam hal ini kepala dan pengacaranya bernama Mario Wilson Alexander juga menyaksikan proses pemasangan spanduk yang tertulis pemberitahuan berhenti operasional.

Pemberitahuan itu tertulis 'TK Islam Islamic School tidak diperbolehkan menerima murid baru tahun ajaran 2025 - 2026 dikarenakan ada permasalahan administrasi sesuai dengan peraturan Wali Kota Bekasi nomor 69 tahun 2017 tentang pedoman pendirian satuan pendidikan jenjang sekolah, pendidikan non formal, dan pendidikan anak usia dini'.

"Disdik Kota Bekasi memberikan pemberitahuan kepada masyarakat untuk sekolah Al Kareem tidak membuka pendaftaran murid baru," singkat Makfudin saat ditemui di lokasi, Selasa (17/6/2025).

Menanggapi hal itu, Mario menjelaskan menerima tindakan Pemkot Bekasi yang memberhentikan operasi.

Hal itu dikarenakan pihak yayasan telah melakukan kesalahan.

"Segel ini dilakukan karena kesalahan dari pihak yayasan," jelas Mario.

Mario menuturkan kesalahan yang dilakukan pihak yayasan terkait keuangan.

Namun ia tidak berkenan untuk merincikan permasalahan keuangan tersebut.

"Dalam hal ini kesalahan yayasan adalah keuangan, tapi memang ada sesuatu hal yang bisa diekspos dan ada yang tidak bisa diekspos," tuturnya.

Selanjutnya Mario menyampaikan kalau pihak sekolah akan bertanggung jawab sepenuhnya terkait permasalahan.

"Pihak yayasan akan tetap bertanggung jawab akan setiap masalah yang ada," ucapnya.

Artikel telah tayang di Warta Kota

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved