Sejarah Lahirnya 1 Muharram Tanda Tahun Baru Islam, Momen Penting Bagi Umat Muslim
Bulan Muharram menjadi salah satu bulan yang istimewa karena terdapat makna dan sejarah di dalamnya.
TRIBUNPALU.COM - Bulan Muharram menjadi salah satu bulan yang istimewa karena terdapat makna dan sejarah di dalamnya.
Dikutip dari kemenag.go.id, tahun baru Islam 2025 atau 1 Muharram 1447 Hijriah jatuh pada tanggal 27 Juni 2025.
Baca juga: Daftar Harga HP Infinix 2025: Infinix Note 50, Infinix Smart 9 HD, Infinix Hot 50i, Infinix GT30 Pro
Muharram merupakan bulan pertama pada penanggalan Islam atau Hijriah.
Muharram memiliki makna dan sejarah penting bagi umat Islam.
Lantas, apa makna dan sejarah Muharram dalam Islam?
Makna dan Sejarah 1 Muharram dalam Islam
Melansir laman resmi baznas.go.id, bulan Muharram adalah salah satu dari empat bulan haram dalam Islam, yang artinya bulan yang dimuliakan dan dihormati.
Adapun empat bulan itu di antaranya Bulan Muharram, Dzulqadah, Dzulhijjah, dan Rajab.
Baca juga: 1 Muharram 1447 Hijriah Kapan? Apakah Bersamaan dengan 1 Suro 2025?
Allah SWT berfirman dalam Al-Quran:
"Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram." (QS. At-Taubah: 36)
Dalam sejarahnya, bulan Muharram merupakan salah satu diantara bulan-bulan yang mulia yang termasuk al-asyhur al-hurum atau bulan yang diharamkan untuk berperang.
Bahkan Rasulullah SAW memandang bulan Muharram sebagai bulan yang utama setelah bulan Ramadhan.
Karena kemulian tersebut, umat Islam disunnahkan untuk berpuasa pada hari Asyura, atau menurut pendapat para ulama pada tanggal 10 Muharram.
Baca juga: Sekjen PBB Antonio Guterres Desak Israel dan Iran Hormati Gencatan Senjata
Selain itu, bulan Muharram memiliki keutamaan karena dipilih oleh Allah SWT sebagai momen pengampunan umat Islam dari dosa dan kesalahan yang pernah diperbuat.
Terlebih lagi pada bulan Muharram memiliki keistimewaan karena menjadi awal tahun dalam kalender hijriah.
Maka dari itu, umat Islam hendaknya mengetahui sejarah tahun baru Hijriah, yakni sejarah penanggalan atau penetapan kalender Islam yang diawali dengan 1 Muharram.
Kalender ini disebut juga dengan penanggalan Qomariyah atau Hijriyah.
Apabila diambil dari riwayat para ulama pakar tarikh yang terkemuka, tarikh Islam mula-mula ditetapkan oleh Umar bin Khattab Ra ketika ia menjadi khalifah pada tahun 17 Hijriyah.
Ditinjau kisahnya, hal ini terjadi dikarenakan pada suatu hari, Umar menerima sepucuk surat dari sahabatnya yang bernama Abu Musa Al-Asyari RA.
Namun, surat tersebut tanpa dibubuhi tanggal dan hari pengirimannya.
Kondisi ini tentu menyulitkan bagi Umar untuk menyeleksi surat yang mana terlebih dahulu yang harus diurusnya karena ia tidak menandai antara surat yang lama dan yang baru.
Dengan demikian, Umar mengadakan musyawarah dengan orang yang terpandang dikala itu untuk membicarakan serta menyusun masalah tarikh Islam.
Singkatnya, musyawarah yang diselenggrakan Umar bersama para sahabatnya tadi telah menghasilkan beberapa pilihan tahun bersejarah untuk dijadikan sebagai patokan memulai tarikh Islam tersebut.
Di antaranya, tahun kelahiran Nabi Muhammad, tarikh kebangkitannya menjadi Rasul, tahun wafatnya, atau ketika Nabi hijrah dari Makkah ke Madinah.
Dadi beberapa pilihan tersebut, akhirnya ditetapkanlah bahwa tarikh Islam dimulai dari hari hijrahnya Nabi Muhammad Saw dari Makkah menuju Madinah menjadi awal tarikh Islam, yaitu awal tahun Hijriyah.
Ketetapan ini sesuai dengan usulan Ali bin Thalib.
Baca juga: Kalender Jawa 25 Juni 2025, Cek Weton Jawa Hari Ini
Sebagai informasi, tradisi yang biasanya dilakukan oleh umat Islam di awal tahun Hijriyah adalah membaca doa awal tahun.
Dikutip dari Habib Sayyid Utsman bin Yahya dalam kitab Maslakul Akhyar, inilah bacaan doa awal Tahun Baru Islam atau 1 Muharram
Doa Awal Tahun Baru Hijriyah
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ اَللَّهُمَّ اَنْتَ اْلاَ بَدِيُّ الْقَدِيْمُ اْلاَوَّلُ وَعَلَى فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ وَكَرَمِ جُوْدِكَ الْمُعَوَّلُ وَهَذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ اَقْبَلَ اَسْأَلُكَ الْعِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَ
اَوْلِيَائِهِ وَالْعَوْنَ عَلَى هَذِهِ النَّفْسِ اْلاَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ وَاْلاِشْتِغَالِ بِمَا يُقَرِّبُنِى اِلَيْكَ زُلْفَى يَاذَالْجَلاَلِ وَاْلاِكْرَامِ وَصَلَى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
Bismillaahir-rahmaanir-rahiim. Wa shallallaahu ‘alaa sayyidinaa Muhammadin wa ‘alaa ‘aalihi wa shahbihii wa sallam. Allaahumma antal-abadiyyul-qadiimul-awwalu, wa ‘alaa fadhlikal-’azhimi wujuudikal-mu’awwali, wa haadza ‘aamun jadidun qad aqbala ilaina nas’alukal ‘ishmata fiihi minasy-syaithaani wa auliyaa’ihi wa junuudihi wal’auna ‘alaa haadzihin-nafsil-ammaarati bis-suu’i wal-isytighaala bimaa yuqarribuni ilaika zulfa yaa dzal-jalaali wal-ikram yaa arhamar-raahimin, wa sallallaahu ‘alaa sayyidina Muhammadin nabiyyil ummiyyi wa ‘alaa aalihi wa shahbihii wa sallam
Sebagai informasi, tradisi yang biasanya dilakukan oleh umat Islam di awal tahun Hijriyah adalah membaca doa awal tahun.
Dikutip dari Habib Sayyid Utsman bin Yahya dalam kitab Maslakul Akhyar, inilah bacaan doa awal Tahun Baru Islam atau 1 Muharram
Artinya:
"Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Semoga Alloh tetap melimpahkan rahmat dan salam (belas kasihan dan kesejahteraan) kepada junjungan dan penghulu kita Muhammad beserta keluarga dan sahabat Beliau.
Ya Allah! Engkau Dzat Yang Kekal, yang tanpa Permulaan, Yang Awal (Pertama) dan atas kemurahan-MU yang agung dan kedermawanan-MU yang selalu berlebih, ini adalah tahun baru telah tiba: kami mohon kepada-MU pada tahun ini agar terhindar (terjaga) dari godaan syetan dan semua temannya serta bala tentara (pasukannya), dan (kami mohon) pertolongan dari godaan nafsu yang selalu memerintahkan (mendorong) berbuat kejahatan, serta (kami mohon) agar kami disibukkan dengan segala yang mendekatkan diriku kepada-MU dengan sedekat-dekatnya. Wahai Dzat Yang Maha Luhur lagi Mulia, wahai Dzat Yang Maha Belas Kasih!".(*)
Artikel ini telah tayang di TribunCirebon.com
Dishut Sulteng: Blok 3 Tambang Rakyat di Parigi Moutong Hanya Berjarak 50 Meter dari Hutan Lindung |
![]() |
---|
Jelang Kongres, Kader PDIP Sulteng Deklarasi Dukungan untuk Megawati Soekarnoputri |
![]() |
---|
PDIP Sulteng Edukasi Petugas Partai Strategi Personal Branding di Medsos |
![]() |
---|
Rapat Tiga Pilar, PDIP Sulteng Evaluasi Petugas Partai dan Satukan Visi |
![]() |
---|
Khutbah Jumat 11 Juli 2025: Bulan Muharram Penuh Khidmat dan Makna |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.