Beathor, Sosok yang Klaim Ijazah Jokowi Dicetak di Pasar Pramuka Dipecat

Kader PDI Perjuangan (PDI-P) Beathor Suryadi dipecat dari kerjaannya di Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin).

Editor: Lisna Ali
Youtube Abraham Samad Speak Up/Instagram @jokowi
BEATHOR DIPECAT - Politisi PDIP, Bambang Beathor Suryadi (KANAN) ketika berbincang di Youtube Abraham Samad Speak Up ditayangkan oleh KompasTV Sabtu, (28/6/2025). Terbaru, Beathor dipecat dari BP Taskin Karena Langgar Kode Etik. 

TRIBUNPALU.COM -  Kader PDI Perjuangan (PDI-P) Beathor Suryadi dipecat dari kerjaannya di Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin).

Beathor dipecat lantaran dinilai melanggar kode etik.

Hal itu tercantum dalam surat bernomor B.116/KS.02/SES/6/2025 yang ditandatangani oleh Kepala Sekretariat BP Taskin, Eni Rukawiani.

Keputusan pemecatan itu pun mulai terhitung 1 Juli 2025.

"Sehubungan masa kontrak kerja Saudara sebagai Tenaga Ahli Pimpinan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2025 serta berdasarkan hasil evaluasi atas adanya pelanggaran kode etik dan pencapaian kinerja yang tidak sesuai. Selanjutnya, terhitung mulai tanggal 1 Juli 2025 kontrak kerja Saudara tidak dilanjutkan," demikian surat tersebut.

Diketahui, Beathor bekerja di BP Taskin sebagai Tenaga Ahli Pimpinan.

Alasan pemecatan juga dijelaskan dalam surat tersebut: Beathor dianggap melanggar kode etik serta tidak mencapai target kinerja yang telah ditetapkan berdasarkan evaluasi internal.

Mengetahui hal itu, Beathor pun langsung mengonfirmasi soal surat pemecatan tersebut.

Ia membenarkan telah berhenti dari jabatan Tenaga Ahli Pimpinan BP Taskin.

Selain itu, dia pun menduga pemecatan ini terkait tudingan tentang ijazah palsu Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi yang dicetak di Pasar Pramuka.

"(Diberhentikan) Ya," kata Bambang saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Selasa (8/7/2025).

Diketahui, pemecatan ini terjadi tak berselang lama setelah pertengahan Juni 2025 lalu, Beathor Suryadi menuding bahwa ijazah Jokowi tidak dikeluarkan Universitas Gadjah Mada (UGM), melainkan dicetak di Pasar Pramuka.

Diketahui, Beathor Suryadi adalah seorang aktivis dan pengacara yang sudah beberapa kali terlibat dalam kasus-kasus politik dan hukum. 

Saat masih menjadi mahasiswa di Universitas Pancasila pada 1980-an, Beathor adalah sosok kritis terhadap rezim Orde Baru di bawah Soeharto.

Pemecatan Beathor Suryadi dari BP Taskin, terutama setelah menyebut ijazah Jokowi dibuat di Pasar Pramuka, dinilai Rocky Gerung sebagai upaya pembungkaman.

Rocky menilai, Beathor dengan statusnya sebagai pejabat negara dan nyanyiannya justru merupakan puncak dari kecurigaan publik soal ijazah Jokowi.

Hal ini disampaikan mantan dosen filsafat Universitas Indonesia (UI) itu dalam tayangan yang diunggah di kanal YouTube pribadinya, Rocky Gerung Official, Jumat (4/7/2025).

"Beathor membuka jejak genealogi ijazah Jokowi yang dicatat di Jalan Pramuka. Dia berupaya untuk meyakinkan para aktivis supaya hati-hati dengan kekuasaan. Akhirnya, dia kena damprat dari kekuasaan."

"Kan Beathor naik ketika Jokowi berkuasa, sekarang dia diturunkan atau dipaksa turun sebagai penasehat ahli lembaga yang dipimpin Budiman Sudjatmiko dan Iwan Sumule," kata Rocky Gerung.

Sosok Beathor

Beathor Suryadi merupan politisi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Beathor juga diketahui seorang aktivis dan pengacara yang kerap terlibat dalam kasus-kasus politik dan hukum.

Dia memiliki nama lengkap Bambang “Beathor” Suryadi. 

Beathor saat masih sebagai mahasiswa di Universitas Pancasila pada 1980-an adalah sosok kritis terhadap rezim Orde Baru di bawah Soeharto.

Beathor Suryadi menyebut, ijazah Jokowi dicetak di Pasar Pramuka, Jakarta.

Tuduhan tersebut bahkan diurai Beathor saat diwawancarai televisi, inews tv beberapa waktu lalu.

Dalam pernyataannya, Beathor menyebut nama-nama yang katanya adalah tim Jokowi untuk membuat ijazah palsu.

"Tim Solo yang inti tuh ada tiga orang, ada David, ada Anggit, ada Widodo. Tapi yang berperan besar itu adalah namanya Widodo. Widodo ini berpasangan terus menerus dengan Dani Iskandar sehingga mereka berapa kali ketemu Jokowi. Mereka lah yang membentuk, setelah lolos KPU DKI, mereka bentuk tim pemenangan," imbuh Beathor Suryadi.

Ditegaskan oleh Beathor, yang katanya mencetak ijazah Jokowi di pasar pramuka itu adalah pria bernama Widodo.

"Cuma Widodo aja (yang kabarnya mencetak ijazah ke pasar pramuka), itu atas penjelasan Dani Iskandar (tahun 2012)," kata Beathor Suryadi.

Terkait alasannya meyakini bahwa ijazah Jokowi dicetak di Pasar Pramuka, Beathor blak-blakan.

Bahwa ada dua alasan kenapa Beathor percaya bahwa ijazah Jokowi palsu.

"Ada dua yang kita mau pegangkan, pertama dari keyakinan kita yang disebut oleh Bambang Tri bahwa Jokowi tidak punya ijazah. Kedua, kita dapat informasi pernyataan dari Rektor UGM Pak Sofyan Efendi bahwa tidak pernah ada yang namanya Jokowi di kehutanan itu."

"Dari situ kita melacak lagi. Jadi melacak bahwa pernyataan dari tim Solo bahwa mereka tidak punya dokumen untuk dibawa ke KPU, dari situ dibentuk, dibikinlah di Jakarta," ungkap Beathor Suryadi.(*)

Artikel telah tayang di Tribunnews.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved