Khutbah Jumat 11 Juli 2025: Cara Mengasihi dan Meyayangi Anak Yatim

Melalui khutbah Jumat 11 Juli 2025 ini, khotib dapat menerangkan dalil tentang pahala setelah menyentuh dan mengusap kepala anak yatim.

Editor: Fadhila Amalia
HANDOVER / HUMAS POLRES DONGGALA
ILUSTRASI SALAT JUMAT - Khutbah pada Jumat 11 Juli 2025 kali ini mengangkat tema tentang cara mengasihi dan menyayangi anak yatim. 

TRIBUNPALU.COM - Khutbah pada Jumat 11 Juli 2025 kali ini mengangkat tema tentang cara mengasihi dan menyayangi anak yatim.

Isi teks khutbah Jumat hari ini, 11 Juli 2025 mengajak jemaah memperhatikan anak yatim di lingkungannya.

Khotib dapat menerangkan dalil tentang pahala setelah menyentuh dan mengusap kepala anak yatim.

Selengkapnya simak teks khutbah Jumat 11 Juli 2025 berikut ini, melansir dari laman resmi Pondok Pesantren Lirboyo, berikut ini.

Baca juga: Khutbah Jumat 11 Juli 2025: Bulan Muharram Penuh Khidmat dan Makna

Khutbah Jumat: Mengkasihi Anak Yatim, Dekat ke Surga Allah SWT
Khutbah Pertama
أَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ فَضَّلَ بَيْنَ الشُّهُوْرِ وَفَضَّلَ يَوْمَ عَاشُرَاءَ عَلَى جَمِيْعِ أَيَّامِهِ وَ جَعَلَهُ لِعَقْدِ أَيَّامِ الشَّهْرِ وَاسِطَة النِّظَامِ أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ حَمْدَ عَبْدٍ مُعْتَرِفٍ بِأَنَّ التَّوْفِيْقَ لِلْحَمْدِ مِنْ نِعَمِهِ الْعِظَامِ وَأَشْكُرُهُ عَلَى مَوَاهِبِهِ الْجِسَامِ وَأَشْهَدُ أَنْ لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
أما بعد فَيآأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ تَعَالَى وَاعْلَمُوا أَنَّكُمْ قَدْ إِسْتَقْبَلْتُمْ عَامًا جَدِيْدًا وَشَهْرًا مُفَضَّلاً حَمِيْدًا
Hadirin Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah
Marilah sejenak kita renungkan dan kita sadari keberadaan suara kecil, lemah, mungkin terdengar pelan di sudut rumah tetangga kita — itu suara anak yatim. Kita usahakan diri kita menjadi pribadi yang penuh empati dan simpati kepada salah satu makhluk yang Allah istimewakan.

Allah ﷻ berfirman dalam Surah ad-Dhuha:

“فَأَمَّا الْيَتِيمَ فَلَا تَقْهَرْ”
“Maka terhadap anak yatim, janganlah kamu berlaku sewenang-wenang.”

Ayat ini bukan sekadar larangan memukul, atau menghardik. Ini seruan untuk tidak menindas dengan cara apa pun, termasuk diam kita terhadap kebutuhan mereka. Kezaliman bukan hanya tindakan yang menyakiti, tapi juga ketidakpedulian saat mereka butuh uluran tangan.

Saudaraku,
Nabi Muhammad ﷺ tidak tumbuh dalam kemewahan. Beliau pun seorang yatim. Dan dari pengalaman itu, lahir empati yang mendalam bagi mereka yang kehilangan. Beliau bersabda:

“من مسح رأس يتيم ترحما، كانت له بكل شعرة تمر بيده عليها حسنة.”
“Siapa yang mengusap kepala anak yatim dengan kasih sayang, maka setiap helai rambut yang disentuhnya akan menjadi pahala baginya.”

Bayangkan, hanya dengan sentuhan penuh kasih di kepala seorang yatim, kita mendekat ke surga Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bukan dengan dalil yang panjang, tapi dengan aksi kecil yang bergetar sampai ke langit.

Jamaah yang dirahmati Allah,
Di tengah kota yang sibuk ini, ada banyak anak yang bangun tanpa suara “ayah”. 

Mereka bukan hanya butuh santunan. Kumpulan anak yang Allah cintai itu butuh keluarga. Mereka butuh kehangatan. Mereka butuh seseorang yang berkata:Paket liburan keluarga

“Nak, kamu tidak sendirian.”

Mereka tidak butuh kita tunjukkan ayat, tapi butuh kita tunjukkan perhatian. Mereka tidak butuh kita lantang ceramah, tapi butuh kita bisikkan harapan.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved