Daftar 21 Merek Beras yang Diduga Dioplos, Dikemas Seolah-olah Premium, Beredar di Minimarket

Selain dioplos, produsen juga menjual beras di atas harga eceran tertinggi (HET) hingga takaran yang tidak sesuai dalam kemasan.

Editor: Lisna Ali
handover
BERAS OPLOSAN - Simak 21 daftar merek beras yang diduga dioplos. 

TRIBUNPALU.COM - Dugaan beras oplosan kini mulai diselidiki ketat oleh pemerintah.

Pasalnya, pemerintah telah menemukan banyak produsen melakukan oplos beras premium dengan beras kualitas rendah.

Terbaru, sebanyak 21 merek beras premium diduga dioplos.

Hal itu berdasarkan temuan bagian dari investigasi Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Satuan Tugas (Satgas) Pangan dan Bareskrim Polri yang kini mulai memanggil sejumlah produsen besar untuk dimintai keterangan.

Investigasi awal terhadap 212 merek beras di 10 provinsi menemukan, 85,6 persen beras yang dijual sebagai beras premium ternyata tidak memenuhi standar mutu Standar Nasional Indonesia (SNI).

Selain dioplos, produsen juga menjual beras di atas harga eceran tertinggi (HET) hingga takaran yang tidak sesuai dalam kemasan.

"Lagi ditangani sama kepolisian ada 212 merek dan perusahaan. Sekarang lagi dipanggil ke Bareskrim," kata Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, dalam kunjungan meninjau Koperasi Desa Merah Putih di Desa Bentangan, Kecamatan Wonosari, Klaten, Jawa Tengah, Minggu (13/7/2025).

Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, mengungkapkan, beras oplosan beredar bahkan sampai di rak supermarket dan minimarket, dikemas seolah-olah premium.

Sebagian besar beras yang beredar dengan klaim kualitas tinggi justru tidak sesuai fakta.

"Ada 10 perusahaan terbesar yang sudah dipanggil oleh Bareskrim, Satgas Pangan," ujar Amran di Kota Makassar, Sabtu (12/7/2025).

Amran juga menyampaikan, praktik curang tersebut telah menyebabkan kerugian masyarakat mencapai sekitar Rp 99 triliun.

Berikut Daftar 21 merek beras yang diduga dioplos:

1. Wilmar Group: 

Sania
Sovia
Fortune
Siip (Aceh, Lampung, Sulsel, Jabodetabek, Yogyakarta)

2. PT Food Station Tjipinang Jaya: 

Alfamidi Setra Pulen
Setra Ramos
Food Station (Aceh, Sulsel, Kalsel, Jabar)

3. PT Belitang Panen Raya: 

Raja Platinum
Raja Ultima (Jateng, Aceh, Jabar, Jabodetabek)

4. PT Unifood Candi Indonesia: 

Larisst
Leezaat (Jabodetabek, Jateng, Jabar)

5. PT Buyung Poetra Sembada Tbk: 

Topi Koki (Lampung, Jateng)

6. PT Bintang Terang Lestari Abadi: 

Elephas Maximus
Slyp Hummer (Sumut, Aceh)

7. PT Sentosa Utama Lestari (Japfa Group): 

Ayana (Yogyakarta, Jabodetabek)

8. PT Subur Jaya Indotama: 

Dua Koki
Subur Jaya (Lampung)

9. CV Bumi Jaya Sejati: 

Raja Udang
Kakak Adik (Lampung)

10. PT Jaya Utama Santikah: 

Pandan Wangi BMW Citra
Kepala Pandan Wangi (Jabodetabek)

Respon Anggota DPR RI

Anggota Komisi IV DPR RI, Cindy Monica, mendukung penuh langkah pemerintah dalam menindak tegas produsen beras nakal yang terbukti melakukan pengoplosan beras.

"Ini bukan sekadar soal bisnis, ini soal perut rakyat Indonesia. Kalau beras saja dipermainkan, maka nyawa dan kesejahteraan rakyat pun dipertaruhkan," kata Cindy kepada wartawan, Senin (14/7/2025).

Legislator NasDem itu mendukung penuh langkah Kementerian Pertanian bersama Satgas Pangan yang telah menyerahkan temuan itu ke Kapolri dan Jaksa Agung.

Menurutnya, langkah hukum harus segera dilakukan agar kepercayaan publik terhadap sistem distribusi pangan tidak runtuh.

"Kita harus bersihkan mafia pangan dari hulu ke hilir. Tidak boleh ada kompromi untuk pelaku yang sengaja merugikan negara dan menipu rakyat dengan produk beras yang tidak layak konsumsi," kata dia.

Kasus ini tentu saja jadi perhatian serius publik. Karena bersentuhan langsung dengan kebutuhan sehari-hari. (*)

Artikel telah tayang di Tribunnews.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved