Warga Buluri Panik
Penjelasan BMKG Palu Soal Alat Deteksi Gempa Berbunyi di Kelurahan Buluri
Kabar tersebut sempat menimbulkan kepanikan warga, karena disangka sebagai peringatan dini gempa dari BMKG.
Laporan Wartawan TribunPalu.com, Zulfadli
TRIBUNPALU.COM, PALU – Video Alat Deteksi Gempa Bumi di Kelurahan Buluri, Kota Palu, Sulawesi Tengah, mengeluarkan bunyi, Viral di Media Sosial, Kamis (31/7/2025) pagi.
Video beredar melalui pesan berantai WhatsApp itu memperlihatkan seseorang menjelaskan bahwa alat intensitimeter di kantor kelurahan setempat berbunyi dan menyebut adanya potensi gempa bumi.
Kabar tersebut sempat menimbulkan kepanikan warga, karena disangka sebagai peringatan dini gempa dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Namun informasi tersebut ternyata keliru.
Sumber suara bukan berasal dari Alat Deteksi Gempa Bumi, melainkan dari Uninterruptible Power Supply (UPS) yang mengalami kerusakan.
Baca juga: Alat Deteksi Gempa di Palu Berbunyi, Warga Cemas dan Bersiap Mengungsi
Kepala Stasiun Geofisika BMKG Palu Sujabar telah menerima laporan terkait kejadian itu dan menurunkan tim ke lokasi untuk melakukan pengecekan.
“Tadi pagi ada kejadian yang cukup heboh di Kelurahan Buluri. Setelah kami cek dan turunkan tim ke sana, ternyata bukan dari alat deteksi gempa, tetapi bunyi UPS yang mendukung operasional alat tersebut. Bunyi itu muncul cukup lama karena terjadi keausan,” ujar Sujabar saat ditemui, Kamis (31/7/2025) sore.
Ia menjelaskan, kepanikan warga dipicu ketidaktahuan terhadap fungsi dan cara kerja Alat Deteksi Gempa Bumi.
“Karena ketidakpahaman masyarakat di situ, jadi seolah-olah alat kami mendeteksi gempa. Padahal, itu hanya indikator dari UPS yang bermasalah,” jelas Sujabar.
Menurut Sujabar, alat yang dipasang di kantor Kelurahan Buluri adalah intensitimeter.
Yakni perangkat untuk mengukur kekuatan gempa berdasarkan skala intensitas MMI (Modified Mercalli Intensity).
Alat tersebut memang dapat mengeluarkan suara, tetapi hanya jika terjadi gempa dan sudah tercatat oleh sistem.
Lebih lanjut, BMKG menegaskan bahwa hingga kini belum ada teknologi yang dapat memprediksi secara pasti waktu terjadinya gempa bumi.
“Kalau lokasi, episentrum, dan potensi kekuatannya bisa diketahui lewat perhitungan. Tapi soal waktu terjadinya gempa, belum bisa diprediksi,” kata Sujabar.
Baca juga: Apa Kabar Alat Deteksi Tsunami di Sulawesi Tengah? Cek Lokasinya
BMKG mengimbau masyarakat agar tidak mudah mempercayai informasi yang belum terverifikasi, terutama berkaitan dengan bencana alam.
Informasi resmi dari BMKG akan selalu disampaikan melalui kanal resmi setelah dilakukan analisis terhadap aktivitas seismik.
“Kalau terjadi gempa, BMKG pasti akan mengeluarkan informasi resmi. Setelah dianalisis, langsung disebarluaskan melalui semua media yang tersedia,” pungkas Sujabar.
Pihak penyebar video yang sempat viral itu pun telah memberikan klarifikasi.
BMKG juga mengedukasi lwarga Kelurahan Buluri terkait cara kerja alat intensitimeter dan perbedaan antara bunyi sistem dan peringatan gempa yang sesungguhnya.(*/ViralLokal)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.