Gempa Dahsyat Kamchatka Jadi Pelajaran, Mutmainah Dorong Palu Perkuat Kesiapsiagaan Bencana

Laporan Wartawan TribunPalu.com, Robit Silmi

TRIBUNPALU.COM, PALU – Gempa berkekuatan 8,8 magnitudo yang mengguncang Semenanjung Kamchatka, Rusia, pada 29–30 Juli 2025 menjadi perhatian dunia. Meski tergolong gempa besar, tak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.

Hal ini dinilai sebagai hasil dari sistem peringatan dini dan evakuasi cepat yang diterapkan pemerintah Rusia.

Anggota DPRD Kota Palu, Mutmainah Korona, menilai kesiapsiagaan Rusia dalam menghadapi gempa bisa menjadi pelajaran penting bagi Kota Palu, yang juga berada di zona rawan bencana.

Baca juga: Bapenda Banggai Imbau Pengusaha Rumah Makan Taat Bayar Pajak 10 Persen

“Kesiapsiagaan mereka patut dicontoh. Sistem peringatan dini dan evakuasi cepat menjadi kunci, sehingga kerusakan bisa dikendalikan dan tidak menimbulkan korban jiwa,” ujar Mutmainah, Jumat (1/8/2025).

Ia menekankan bahwa edukasi kebencanaan harus dimulai dari rumah tangga dan komunitas, tidak hanya mengandalkan teknologi.

“Teknologi memang penting, tapi kesiapsiagaan individu dan komunitas lebih vital. Semua warga harus tahu apa yang harus dilakukan saat gempa terjadi,” tegasnya.

Mutmainah juga mendorong langkah-langkah konkret yang bisa segera dilakukan masyarakat, seperti:

Baca juga: Jadwal KM Lambelu Terbaru: Kapal Pelni tujuan Balikpapan Berlayar Sabtu Sore Besok

Menginstal aplikasi peringatan gempa dan tsunami di smartphone
Mengamankan perabot berisiko di rumah
Membuat rencana evakuasi keluarga
Menyiapkan tas siaga bencana
Melakukan simulasi gempa secara rutin
Ia berharap Pemerintah Kota Palu memperkuat kebijakan dan edukasi mitigasi bencana.

“Palu harus tangguh bencana. Pemerintah harus pastikan regulasi berjalan, dan masyarakat punya keterampilan mitigasi. Kita semua harus siap,” tuturnya.

Baca juga: Ramalan Zodiak Sabtu 2 Agustus 2025: Virgo Sensitif, Gemini Lepas Keterikatan yang Tidak Perlu

Sebagai catatan, Palu pernah mengalami bencana besar pada 28 September 2018. Gempa 7,4 SR saat itu memicu tsunami dan likuefaksi, menewaskan lebih dari 4.300 orang dan merusak ribuan rumah.