Banggai Hari Ini
Iguana Tompotika Soroti 6 IUP Yang Babat Mangrove, Hidayat : Pemerintah Evaluasi Ulang
Selain itu Hidayat menilai sekitar ratusan hektar sawah yang menjadi sumber pangan dan ekonomi utama warga Desa Siuna kini terancam gagal panen total.
Penulis: Supriyanto | Editor: Regina Goldie
Laporan Wartawan TribunPalu.com, Supriyanto Ucok
TRIBUNPALU.COM, PALU - Organisasi lingkungan Iguana Tompotika menyatakan keprihatinan mendalam dan mengecam keras dugaan perusakan lingkungan hidup skala besar yang dilakukan oleh enam (6) perusahaan pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) nikel di Desa Siuna, Kecamatan Pagimana, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah.
Menurut Ketua Iguana Tompotika, Moh. Hidayat bahwa aktivitas pertambangan ini telah menyebabkan kerusakan parah pada 18 hektar hutan pelestarian mangrove dan saluran irigasi vital.
Yang berujung pada kegagalan panen di sekitar 250 hektar sawah produktif milik warga.
"Observasi lapangan dan laporan dari masyarakat Desa Siuna menunjukkan adanya aktivitas pembukaan lahan yang masif dan pembuangan limbah pertambangan yang tidak terkontrol ke ekosistem sekitar," kata Hidayat saat dikonfirmasi TribunPalu.com, Jumat (1/8/2025).
Baca juga: Diskusi Tambang Parigi Moutong, Peserta Soroti Hilangnya Nike di Muara Desa Olaya Akibat Tambang
"Kerusakan hutan mangrove, yang merupakan benteng alami pelindung pesisir dan habitat penting bagi keanekaragaman hayati, kini berada pada titik kritis," ucapnya.
Selain itu kata Hidayat, intrusi material tambang dan pencemaran telah merusak sistem saluran irigasi yang menjadi tulang punggung pertanian di desa tersebut.
"Kami sangat prihatin dengan dampak destruktif dari operasi pertambangan nikel ini," ujar Moh Hidayat.
"Hutan mangrove yang vital bagi ekosistem pesisir dan mata pencarian masyarakat nelayan telah dirusak secara sistematis," lanjutnya.
Selain itu Hidayat menilai sekitar ratusan hektar sawah yang menjadi sumber pangan dan ekonomi utama warga Desa Siuna kini terancam gagal panen total karena rusaknya saluran irigasi.
"Ini adalah bencana ekologis dan ekonomi bagi masyarakat lokal." katanya.
Baca juga: Aplikasi RisetCar Diduga Skema Ponzi, Janjikan Cuan dari Mobil Tanpa Sopir, Ini Kata OJK
Ia mengungkapkan bahwa dampak langsung dari kerusakan ini adalah kerugian finansial yang signifikan bagi sekitar 250 hektar sawah yang gagal panen, mengancam ketahanan pangan dan kesejahteraan petani di Desa Siuna.
Lebih lanjut ia mengatakan hilangnya hutan mangrove akan memperburuk abrasi pantai dan mengurangi kemampuan ekosistem dalam menyerap karbon dan menyediakan jasa lingkungan lainnya.
Polres Banggai Limpahkan Kasus Penipuan dan Penggelapan Rp125 Juta ke Kejari |
![]() |
---|
Gandeng BRIN, Brida Banggai Petakan Potensi Tanaman Pangan Berbasis Citra Satelit |
![]() |
---|
Anak Usia Dini di Banggai Harus Tumbuh Sehat, Cerdas, dan Terlindungi |
![]() |
---|
SMP Negeri 1 Bunta Laksanakan Perjusami di Halaman Sekolah |
![]() |
---|
Beri Contoh, Wakil Bupati Banggai Pungut Sampah di Teluk Lalong Luwuk |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.