Bukan Rudal, Ini Serangan Mengerikan Iran yang Sempat Membuat Amerika Kedodoran

Pakar Timur Tengah Universitas Indonesia Abdul Muta'ali memberikan tanggapan terkait aksi balas dendam Iran ke Amerika Serikat.

Sebastian Apel/Air Defence Missile Group 24 via defensenews.com
ILUSTRASI misil. 

TRIBUNPALU.COM - Pakar Timur Tengah Universitas Indonesia Abdul Muta'ali memberikan tanggapan terkait aksi balas dendam Iran ke Amerika Serikat.

Seperti diketahui aksi ini merupakan dampak dari serangan rudal Amerika Serikat yang menewaskan Komandan Pasukan Quds, Qasem Soleimani dan Kepala Hashed, Abu Mahdi al-Muhandis di Bandara Internasional Baghdad, Irak, Jumat (3/1/2020).

Akibat hal ini Iran lantas melakukan serangan balasan ke pangkalan militer AS di Ain Al Asad Provinsi Anbar Irak menggunakan rudal jelajah.

Serangan dilakukan langsung pasukan artileri Korps Garda Republik Iran.

Buntut Pembunuhan Qassem Soleimani, Iran Beri Peringatan untuk Sekutu Amerika di Timur Tengah

Tanggapi Ketegangan Iran-AS, SBY: Saya Berhak Cemas, Pemimpin Dunia Tak Boleh Lakukan Pembiaran

Ketegangan Iran dan AS Meningkat, FAA Larang Maskapai Terbang di Atas Wilayah Timur Tengah

TONTON JUGA:

Namun menurut Abdul Muta'ali aksi ini bukanlah pemicu serangan balas dendam yang akan dilakukan oleh Iran.

Abdul mengatakan bahwa Iran akan membuat kalkulasi yang sangat kuat untuk melancarkan aksi balas dendamnya.

"Ini tidak serta merta dilakukan Iran sebagai pemicu serangan balas dendam yang sangat masif, Iran akan melakukan kalkulasi yang sangat kuat," ungkap Abdul Muta'ali, dilansir dari Youtube tvOneNews.

Tak hanya itu Abdul Muta'ali menyebutkan bahwa serangan rudal ini bukanlah serangan kuat yang dilakukan Iran.

Akan ada serangan yang lebih membahayakan lagi yang dapat membuat Amerika kedodoran.

Yaitu serangan cyber.

"Karena itu mungkin rudal ini hanya permukaan saja tapi yang bergerak yang paling lebih berbahaya yang paling ditakutkan adalah serangan cyber," ujarnya.

Serangan cyber ini dinilai sebagai kekuatan yang dimiliki oleh Iran.

"Karena kekuatan pasukan luar Iran itu adalah di cyber, Amerika sempat kedodoran, sehingga mesti meratifikasi penjagaan nuklirnya dengan Iran," pungkasnya.

Tonton video selengkapnya:

Iran Gelar Sayembara Berhadiah Rp1,1 Triliun untuk Kepala Trump

Halaman
123
Sumber: Tribun Palu
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved