Strain Baru Virus Corona Ditemukan di Inggris, London Pembatasan Sosial Ketat, Ini Penjelasan WHO
Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock mengatakan, strain baru itu masih dapat berkontribusi terhadap tingginya tingkat penularan.
TRIBUNPALU.COM - Varian baru virus corona penyebab penyakit Covid-19 ditemukan di lebih dari 1.000 kasus infeksi di Inggris.
Dikutip TribunPalu.com dari laman Al Jazeera, pemerintah Inggris mengatakan varian baru virus tersebut dapat menimbulkan lonjakan kasus infeksi yang tinggi.
Sementara, otoritas setempat juga memberlakukan pembatasan sosial level tertinggi di London dan wilayah sekitarnya untuk menekan penularan Covid-19.
Saat ini belum ada bukti yang menunjukkan strain baru virus corona tersebut menimbulkan penyakit yang lebih parah atau tidak terpengaruh oleh vaksin Covid-19.
Meski begitu, pada Senin (14/12/2020) kemarin, Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock mengatakan, strain baru itu masih dapat berkontribusi terhadap tingginya tingkat penularan.
"Dalam satu pekan lalu, kita telah melihat peningkatan eksponensial penularan virus yang sangat tajam di London, Kent, sebagian Essex, dan Hertfordshire," kata Matt Hancock kepada Dewan Rakyat Inggris dalam sebuah pernyataan.
"Kita belum tahu, sampai mana peningkatan ini disebabkan oleh varian baru virus corona. Namun, apa pun penyebabnya, kita harus mengambil tindakan tegas yang cepat," lanjutnya.
Baca juga: ILC di TV One Berhenti Tayang, Karni Ilyas Sebut Malam Ini akan Jadi Episode Terakhir
Baca juga: KSPI Ancam Adakan Mogok Kerja Nasional jika Ada Kejanggalan Uji Materi UU Cipta Kerja di MK
Baca juga: Omnibus Law Keamanan Laut, Mahfud MD: Sekarang Sudah Ada di Meja Presiden Jokowi
Matt Hancock juga mengumumkan pemberlakuan pembatasan Tingkat Tiga di Ibu Kota Inggris dan sekitarnya mulai Rabu (16/12/2020) besok.
Pakar darurat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Michael Ryan mengatakan, pihaknya telah mengetahui adanya strain baru virus corona yang dilaporkan di Inggris.
Kini, WHO bekerja sama dengan Inggris dan otoritas kesehatan lainnya untuk menilai apakah mutasi yang dilaporkan itu mengubah perilaku virus.
"Jenis evolusi dan mutasi seperti ini sangat umum," kata Michael Ryan kepada wartawan, Senin.
Ia juga menambahkan, "belum ada informasi yang menunjukkan varian virus ini lebih mematikan atau lebih mudah menular antar-manusia."
Virus-virus seperti SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19 bermutasi secara konstan selama menular dari satu orang ke orang lain.
Para ilmuwan mengatakan, sebagian besar mutasi hanya memiliki dampak kecil terhadap penyakit manusia.
Kepala Teknis WHO untuk Covid-19, Maria Van Kerkhove mengatakan, organisasinya tidak memiliki bukti yang menunjukkan varian baru virus corona ini memiliki perilaku yang berbeda.