Nelayan di Tinombo Selatan Tenggelam

Tewas Saat Mencari Kerang, Jasad Perempuan di Parimo Ditemukan Sudah Membiru

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

NELAYAN TENGGELAM - Seorang wanita di Desa Sigenti, Kecamatan Tinombo Selatan, Kabupaten Parigi Moutong, tewas tenggelam saat mencari kerang bersama suaminya, Selasa (12/8/2025).

Laporan Wartawan TribunPalu.com, Abdul Humul Faaiz

TRIBUNPALU.COM, PARIMO – Seorang wanita di Desa Sigenti, Kecamatan Tinombo Selatan, Kabupaten Parigi Moutong, tewas tenggelam saat mencari kerang bersama suaminya, Selasa (12/8/2025).

"Orang tenggelam perempuan di Desa Sigenti Lorong Bambalemo," kata Warga, Yudi melalui pesan WhatsApp. 

Ia menyebut korban berasal dari Sibokia, namun identitas lengkapnya belum diketahui.

Baca juga: Mau Bikin Paspor? Imigrasi Palu Sediakan 80 Kuota Harian

Menurutnya, korban ditemukan nelayan panah di sekitar Pantai Bangko.

“Badan korban sudah biru saat ditemukan,” ungkap Ulhan.

Yudi mengatakan korban merupakan warga Malanngo, Dusun Sibokia.

“Yang temukan itu orang panah ikan di bakau,” kata Yudi.

Menurutnya, penemuan terjadi saat nelayan sedang memanah ikan di area bakau.

“Badan korban sudah biru waktu dievakuasi,” ujar Yudi.

Korban kemudian dibawa ke Dusun 3 Bambalemo untuk proses penanganan.

Baca juga: PT IMIP Bersama TNI/Polri Serahkan Santunan ke Keluarga Korban di Morowali Sulteng

Hingga saat ini belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian.

Warga masih menunggu kejelasan identitas korban dan penyebab pasti tenggelamnya.

Peristiwa ini membuat warga sekitar geger dan berduka atas kejadian tersebut.

Cara Nelayan Dalam Mencari Kerang:

Pekerjaan sebagai nelayan pencari kerang adalah salah satu jenis pekerjaan di sektor perikanan yang memanfaatkan sumber daya laut, khususnya berbagai jenis kerang.

Pekerjaan ini sangat bergantung pada kondisi alam, pasang surut air laut, dan pengetahuan tradisional mengenai lokasi kerang.

Cara Kerja dan Peralatan

Pencarian kerang biasanya dilakukan secara tradisional dengan metode yang sederhana.

Waktu dan Lokasi: Nelayan biasanya beroperasi saat air laut surut, baik di pagi maupun sore hari.

Mereka akan menyusuri area pesisir, rawa-rawa, atau lumpur bakau yang menjadi habitat kerang.

Peralatan: Peralatan yang digunakan sangat sederhana, seperti cangkul, linggis kecil, atau alat garuk khusus untuk menggali kerang yang tertimbun di dalam lumpur atau pasir. 

Nelayan juga sering menggunakan keranjang atau karung sebagai wadah untuk menampung hasil tangkapan.

Target Kerang: Berbagai jenis kerang menjadi target nelayan, seperti kerang darah, kerang hijau, kerang tiram, atau remis, tergantung pada ekosistem di wilayah tersebut.

Tantangan dan Risiko

Pekerjaan ini tidak mudah dan memiliki beberapa tantangan:

Kondisi Alam: Nelayan sangat bergantung pada cuaca.

Cuaca buruk, gelombang tinggi, atau badai bisa menghentikan aktivitas melaut.

Risiko Kesehatan: Mereka rentan terpapar sinar matahari langsung, air laut yang kotor, atau gigitan hewan laut. Kondisi ini bisa menyebabkan penyakit kulit atau infeksi lainnya.

Persaingan: Jumlah nelayan pencari kerang yang banyak di satu lokasi bisa menyebabkan persaingan ketat, sehingga hasil tangkapan tidak menentu.

Kelestarian Lingkungan: Over-eksploitasi dan pencemaran laut dapat mengancam populasi kerang, yang pada akhirnya memengaruhi keberlanjutan mata pencaharian nelayan.

Meskipun demikian, pekerjaan ini menjadi mata pencarian utama bagi banyak masyarakat pesisir dan menjadi bagian penting dari perekonomian lokal.(*)

(TribunBreakingNews)

Berita Terkini