22 September, Peringatan Hari Menara Suar Nasional: Ini Fakta Menariknya

Dalam konteks transportasi laut, keberadaan menara suar menjadi sangat vital untuk menjamin keselamatan dan kelancaran pelayaran.

Editor: Fadhila Amalia
TRIBUN-TIMUR.COM/SANOVRA JR
HARI MENARA SUAR - Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia memiliki ribuan pulau yang tersebar dari Sabang hingga Merauke. Dalam konteks transportasi laut, keberadaan menara suar menjadi sangat vital untuk menjamin keselamatan dan kelancaran pelayaran. 

TRIBUNPALU.COM, PALU – Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia memiliki ribuan pulau yang tersebar dari Sabang hingga Merauke.

Dalam konteks transportasi laut, keberadaan menara suar menjadi sangat vital untuk menjamin keselamatan dan kelancaran pelayaran.

Setiap tanggal 22 September, Indonesia memperingati Hari Menara Suar sebagai bentuk penghargaan terhadap dedikasi para penjaga menara suar yang berperan besar dalam navigasi laut.

Tahun ini, peringatan tersebut jatuh pada hari Senin.

Baca juga: Harga Emas Hari Ini Senin 22 September 2025, Emas Antam Naik Tipis, Cek Harga Emas Terbaru

Penjaga menara suar memiliki tugas penting menjaga fungsi menara agar tetap optimal.

Tanpa kehadiran mereka, pelayaran laut rawan terhadap bahaya, terutama saat malam hari atau dalam kondisi cuaca buruk.

Mengutip laman resmi Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, Hari Menara Suar juga menjadi momen introspeksi bagi insan transportasi laut untuk meningkatkan profesionalisme dan pelayanan dalam sektor pelayaran.

Setiap tahun, Hari Menara Suar mengangkat tema yang berbeda-beda, yang umumnya berfokus pada semangat pengabdian, keselamatan navigasi, dan modernisasi sarana bantu navigasi pelayaran.

Baca juga: Abdul Kharis Almasyhari Kunjungi Sulawesi Tengah, Tinjau Karantina Palu dan Kawasan Hutan

Sejarah mencatat bahwa menara suar pertama di Indonesia dibangun pada masa penjajahan Belanda di abad ke-19.

ungsinya saat itu adalah membantu kapal-kapal dagang Belanda yang keluar masuk wilayah Nusantara.

Salah satu menara suar tertua adalah yang berada di Pulau Breueh, di utara Pulau Weh, Aceh.

Menara ini menjadi landmark pertama bagi kapal yang masuk ke Indonesia melalui Selat Malaka.

Tak hanya di Aceh, menara suar juga dibangun di berbagai wilayah strategis lainnya.

Salah satunya berada di Gunung Wenang, Kota Manado, yang kini telah mengalami renovasi untuk meningkatkan jangkauan pancaran lampunya dari 1,5 mil laut menjadi 15 mil laut.

Baca juga: Sule Buka Suara soal Prahara Rumah Tangga Andre Taulany: Hanya Bisa Beri Dukungan

Tinggi menara di Gunung Wenang juga ditingkatkan dari 25 meter menjadi 40 meter.

Hal ini menunjukkan pentingnya peningkatan fasilitas menara suar dalam mendukung pelayaran yang aman.

Sebagai negara maritim, keberadaan menara suar tidak hanya simbolis, tapi juga fungsional.

Keberadaannya menjadi bukti nyata bahwa keselamatan pelayaran adalah prioritas utama, dan para penjaga menara suar adalah pahlawan yang bekerja dalam sunyi.

Menara suar juga memberikan nilai-nilai sejarah yang harus dipertahankan, dijaga dan dirawat dengan baik agar menjadi daya tarik suatu wilayah. 

Terutama menara suar peninggalan zaman pemerintahan kolonial Hindia Belanda yang dibangun sekitar tahun 1880.

Baca juga: PT Vale Dukung UMKM Lokal di Pameran HIPMI Sultra

Menara suar ini menjadi titik awal berkembangnya satu wilayah atau daerah sebagai pusat perekonomian, sosial, budaya dengan masuk dan keluarnya kapal-kapal di pelabuhan.(*)

Artikel ini telah tayang di TribunPontianak.co.id

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved