Dua Cucu Dirawat Akibat MBG, Mahfud MD Minta Evaluasi: Ini Menyangkut Nyawa

Mantan Menkopolhukam Mahfud MD menuntut evaluasi serius terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Editor: Lisna Ali
Kompas.com/Kristian Erdianto
KERACUNAN MBG - Mantan Menkopolhukam Mahfud MD menuntut evaluasi serius terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG). 

Program MBG diluncurkan pada 6 Januari 2025 yang menargetkan 82,9 penerima mulai dari siswa SD – SMU atau sederajat.

Program ini bertujuan untuk memastikan anak Indonesia memiliki gizi yang cukup dan seimbang sebagai pondasi penting bagi tumbuh kembang anak.

Program MBG ini sesuai janji Prabowo Subianto saat kampanye calon presiden di Pilpres 2024 lallu.

Dari data BGN, setidaknya ada 70 kasus insiden keamanan pangan MBG 2025. 

Rinciannya, 5.914 orang penerima manfaat yang terdampak.

Rinciannya, kota Bandar Lampung sebanyak 503 orang, Kabupaten Lebong Bengkulu 467 orang, Kabupaten Bandung Barat 411 orang, Kabupaten Banggai Kepulauan Sulawesi Tengah 339 orang dan Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta 305 orang.

Baca juga: Jelang Road Race, Truk Disarankan Hindari Jl Ahmad Yani Luwuk Banggai

Catatan Ombudsan

Ombudsman RI mencatat sepanjang Januari-September 2025 ada 34 kejadian luar biasa (KLB) keracunan dengan ribuan korban, mayoritas anak sekolah penerima program Makan Bergizi Gratis (MBG)

Rentetan peristiwa ini menimbulkan keprihatinan sekaligus pertanyaan besar soal keamanan pangan dan tata kelola program yang digadang-gadang untuk meningkatkan gizi anak Indonesia tersebut. 

Anggota Ombudsman RI, Yeka Hendra Fatika, menyebut sejumlah kasus keracunan terbesar terjadi di berbagai daerah. 

Di Kabupaten Garut, Jawa Barat, 657 siswa mengalami keracunan setelah mengkonsumsi nasi kotak dari program MBG

Di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terdapat 497 siswa mengalami gejala serupa akibat menu yang diolah tanpa standar disiplin. 

Kasus terbesar tercatat di Bandung Barat, dimana 1.333 siswa harus mendapatkan perawatan medis karena makanan yang terlambat didistribusikan dan tidak higienis. 

“Data yang kami himpun memberi pelajaran yang penting bagi kita semua dan apa yang akan disampaikan ini sebetulnya sudah menjadi isu publik,” ujar Yeka saat konferensi pers, Selasa (30/9/2025).

Masalah yang sama juga terjadi di berbagai wilayah lain. Di Lebong, Bengkulu, 539 orang keracunan, 529 diantaranya siswa. 

Di Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah, 276 siswa terdampak akibat ikan cakalang yang tercemar. 

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved