PDIP Sulteng

Sambangi Kantor BWS Sulawesi III, Alia Idrus Suarakan Penanganan Sungai Kulawi Sigi

Dalam forum tersebut, Alia Idrus menyoroti sejumlah sungai yang belum tersentuh normalisasi.

Penulis: Andika Satria Bharata | Editor: mahyuddin
handover
PDIP SIGI - Suara anggota Legislator PDIP Sigi, Alia Idrus, menggema terkait persoalan sungai di wilayah Kecamatan Kulawi dan Kulawi Selatan, Kabupaten Sigi. Anggota DPRD Sigi itu lantang menyampaikan kondisi sungai di kedua kecamatan itu yang belum tersentuh pembangunan infranstruktur dan normalisasi saat audiensi ke Kantor Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi III. 

Laporan Wartawan TribunPalu.com, Andika Satria Bharata

TRIBUNPALU.COM, SIGI – Suara anggota Legislator PDIP Sigi, Alia Idrus, menggema terkait persoalan sungai di wilayah Kecamatan Kulawi dan Kulawi Selatan, Kabupaten Sigi.

Anggota DPRD Sigi itu lantang menyampaikan kondisi sungai di kedua kecamatan itu yang belum tersentuh pembangunan infranstruktur dan normalisasi saat audiensi ke Kantor Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi III.

Pertemuan itu berlangsung di Kantor BWS Sulawesi III, Jl Abdurrahman Saleh, Kelurahan Birobuli Utara, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu. 

Audiensi itu juga dihadiri Bupati Sigi Mohammad Rizal Intjenae, Wakil Bupati Samuel Yansen Pongi, Sekretaris Daerah Nuim Hayat, pimpinan DPRD Sigi, Ketua Komisi III, serta sejumlah kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

Baca juga: Alia Idrus Dorong Pemerintah Sigi Galakkan Mitigasi Bencana di Kulawi

Dalam forum tersebut, Alia Idrus menyoroti sejumlah sungai yang belum tersentuh normalisasi.

Kondisi itu membuat jalan utama terputus hingga mengancam jembatan penghubung di sejumlah desa.

“Di Desa Matave, Urehe, Momipi, hingga Rarono, Sungai Tolebanu sudah memutus jalan utama. Sementara di Kulawi Selatan, Sungai Mewe, Oan, Mangkuho, dan Watumalia hampir memutus jembatan,” jelas Alia melalui rislinya kepada TribunPalu.com, Rabu (20/8/2025).

Sekretaris PDIP Sigi itu menilai, masalah itu jika dibiarkan akan mengancam keselamatan warga dan masa depan anak-anak sekolah.

“Setiap banjir, akses tertutup total. Anak-anak tidak bisa ke sekolah, warga tidak bisa ke kebun. Kalau harus memutar, jaraknya sangat jauh,” ucap Alia Idrus.

Selain itu, Alia juga menyoroti kerusakan jaringan air bersih akibat banjir.

Bahkan, wanita 39 tahun itu pernah meminta pasokan air untuk Rumah Sakit Kauria dialirkan ke sejumlah wilayah terdampak.

Menurut Alia, normalisasi sungai menjadi solusi mendesak yang harus segera diambil alih BWS Sulawesi III.

“Kalau sungainya tidak dinormalisasi, kondisinya akan sama setiap kali banjir. Panjang dan lebar ruas sungai ini memang tidak mungkin ditangani oleh PU Kabupaten,” ujarnya.

Baca juga: Alia Idrus Soroti Penanganan Pasien dan Stok Obat RSUD Torabelo

Alia menambahkan, petani kakao juga menjadi pihak yang paling merasakan dampak.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved