Siswa di Bangkep Keracunan MBG

251 Pelajar Keracunan MBG di Banggai Kepulauan, 78 Orang Masih Dirawat

Indikasi penyebab sementara keracunan karena olahan ikan jenis cakalang pada menu MBG yang diduga sudah tidak layak konsumsi.

|
Penulis: Asnawi Zikri | Editor: Fadhila Amalia
Handover
KERACUNAN MBG - Sebanyak 251 pelajar mendapat penanganan medis akibat keracunan MBG di RS Trikora Salakan, Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah, Rabu (17/9/2025). Sebagian besar telah dipulangkan, masih tersisa 78 orang yang masih dalam perawatan intensif. 

"Ini soal makanan, jangan asal. Kami harap dapur MBG tidak hanya mengejar keuntungan saja tapi juga memperhatikan kualitas makanan," ucap Syarifuddin Hafid.

Baca juga: Dede Sunandar Jujur soal Kondisi Pernikahannya, Akui Sudah Setahun Pisah dengan Istri

Sebelumnya, 251 pelajar SD, SMP dan SMA di Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah, dilarikan ke rumah sakit usai mengalami gejalan Keracunan Makanan.

Pihak sekolah menduga Keracunan Makanan itu dipicu dari lauk Makan Bergizi Gratis (MBG).

Data terakhir dari RS Trikora Salakan hingga pukul 07.00 WITA, 173 pelajar diizinkan pulang setelah mendapat penanganan medis di RS Trikora Salakan. Sisanya, 78 orang masih menjalani perawatan.

Tak hanya di Banggai Kepulauan, peristiwa serupa juga terjadi di Kota Palu.

Sedikitnya enam murid SD Inrpes Bayaoge dilarikan ke rumah sakit beberapa jam setelah menyantap MBG.

Mereka yang dilarikan ke rumah sakit mengalami gejala Keracunan Makanan seperti mual, muntah dan sakit perut.

Rantai Komando MBG

Program MBG di setiap daerah dikomandoi Badan Gizi Nasional (BGN).

Dalam menjalankan tugasnya, BGN bekerja sama dengan berbagai pihak, yang disebut mitra, untuk menjalankan program MBG

Kemitraan itu bertujuan untuk memastikan program bisa menjangkau masyarakat secara luas dan berkelanjutan.

Mitra BGN tidak terbatas pada satu jenis entitas saja.

Mereka bisa berasal dari berbagai latar belakang, baik individu maupun lembaga, di antaranya:

  • Yayasan atau lembaga sosial: Bertanggung jawab dalam pengelolaan dan pencairan dana program. Mereka menjadi jembatan antara pendanaan dari BGN dan pelaksanaan di lapangan.
  • Badan usaha: Seperti Perseroan Terbatas (PT), Commanditaire Vennootschap (CV), hingga Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Mereka berperan sebagai penyedia bahan baku atau pengelola dapur untuk produksi makanan.
  • Organisasi dan instansi pemerintah: Termasuk koperasi, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), dan lembaga lain yang relevan.

Mitra BGN kemudian mendirikan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), unit dapur yang beroperasi menyediakan makanan bergizi bagi siswa sekolah dan ibu hamil.

SPPG bekerja dengan standar operasional prosedur yang ketat, mulai dari pemilihan bahan baku hingga distribusi makanan, dengan dukungan dari berbagai mitra seperti pemerintah, TNI, Polri, dan swasta.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved