Morowali Hari Ini

Aktivis PMII Palu Desak Pemerintah Evaluasi Program Makanan Bergizi Gratis

Menurutnya, program yang seharusnya menyehatkan anak bangsa justru menimbulkan masalah serius di lapangan. 

|
Penulis: Ismet Togean 20 | Editor: Regina Goldie
HANDOVER
Aktivis mahasiswa kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Ahmad Alhabsyi, menyoroti program nasional Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Presiden Prabowo Subianto.  

Laporan Wartawan Tribunpalu.com, Ismet

TRIBUNPALU.COM, PALU – Aktivis mahasiswa kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Ahmad Alhabsyi, menyoroti program nasional Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Presiden Prabowo Subianto

Menurutnya, program yang seharusnya menyehatkan anak bangsa justru menimbulkan masalah serius di lapangan. 

Ahmad mengungkapkan, sejak Januari 2025 sudah banyak kasus keracunan massal yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia setelah siswa dan masyarakat mengonsumsi paket MBG.

Daerah-daerah tersebut antara lain Nusa Tenggara Timur (NTT), Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Utara, Sumatera Selatan, Sulawesi Tenggara, hingga Sulawesi Tengah

Baca juga: Aksi Mahasiswa di Morowali Dikawal Ketat Aparat Gabungan

“Program ini bukan menjadikan anak-anak bangsa sehat dan cerdas, malah sebaliknya. Ratusan bahkan ribuan siswa mengalami mual, muntah, sakit perut, hingga harus dilarikan ke rumah sakit setelah mengonsumsi makanan MBG,” tegas Ahmad, Jumat (19/9/2025). 

Menurutnya, kasus-kasus tersebut terjadi akibat lemahnya pengawasan dan tata kelola program.  

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kontaminasi makanan dapat berasal dari berbagai titik rantai penyediaan, mulai dari bahan baku, proses pengolahan, penyimpanan, distribusi, hingga penyajian. 

Faktor bakteri seperti Ecoli dan Salmonella disebut menjadi penyebab utama. 

Namun, hingga saat ini, Ahmad menilai pemerintah pusat, khususnya Presiden Prabowo sebagai penanggung jawab program, belum memberikan tanggapan yang tegas atas rentetan kasus keracunan ini. 

Baca juga: BGN Larang Ikan Cakalang dan Tongkol Jadi Lauk MBG

“Kami meminta agar program ini ditangani secara serius. Pemerintah harus melakukan evaluasi besar-besaran, memperkuat sistem pengawasan, dan mempertimbangkan pola pengelolaan yang lebih aman, misalnya bekerja sama dengan pihak sekolah atau kantin, bukan semata-mata mengandalkan jasa katering,” tambahnya. 

Lebih lanjut, Ahmad menekankan bahwa sejak awal pihaknya lebih menginginkan masyarakat mendapatkan pendidikan gratis, bukan sekadar makan gratis.

“Isi perut akan habis, tapi isi kepala akan membimbing kami mencari isi perut tersebut. Pemerintah harus bertanggung jawab kepada seluruh siswa yang mengalami keracunan makanan, dan kami mendesak hapuskan makan gratis, ganti dengan pendidikan gratis,” tutup Ahmad dengan tegas, (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved