Sulteng Hari Ini
Pemprov Sulteng Dukung Untad dan Unisa Buka Program Spesialis untuk Atasi Krisis Dokter Ahli
Reny menyebut salah satu langkah strategisnya adalah mendorong institusi pendidikan tinggi di daerah agar bisa menyelenggarakan program spesialis.
TRIBUNPALU.COM, PALU – Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah menyatakan dukungannya terhadap Universitas Tadulako (Untad) dan Universitas Alkhairaat (Unisa) untuk segera membuka Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di wilayah Sulawesi Tengah.
Hal itu disampaikan langsung oleh Wakil Gubernur Sulawesi Tengah, Reny A Lamadjido, saat mewakili Gubernur membuka kegiatan Simposium Professional General Practitioners Exhibition and Training (PGP EXTRA) ke-XVI di Hotel BW Coco, Kota Palu, Minggu (21/9/2025).
Reny menilai, krisis dokter spesialis yang masih melanda sejumlah kabupaten di Sulteng menjadi tantangan serius dalam upaya pemerataan layanan kesehatan, terutama di wilayah terpencil dan pelosok.
Baca juga: Ramalan Zodiak Hari Ini Senin 22 September 2025: Aries jangan Gegabah, Leo Awas Cedera
“Susah sekali mencari dokter ahli di kabupaten. Ini jadi masalah nyata yang harus kita jawab bersama,” ungkap Reny.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Reny menyebut salah satu langkah strategisnya adalah mendorong institusi pendidikan tinggi di daerah agar bisa menyelenggarakan program spesialis secara mandiri.
“Kami mendorong Untad dan Unisa agar bisa membuka PPDS di Sulawesi Tengah. Ini penting untuk mencetak dokter ahli dari putra-putri daerah sendiri,” ujarnya.
Menurut Reny, jika fasilitas pendidikan spesialis tersedia di dalam provinsi, maka dokter umum yang berasal dari daerah tidak lagi perlu merantau ke kota besar untuk menempuh pendidikan lanjutan.
Hal ini dinilai akan lebih efektif dalam mengurangi ketimpangan distribusi tenaga medis.
Baca juga: Pemprov Sulteng Siapkan Bantuan UKT untuk Dokter yang Lanjut ke Program Spesialis
Selain itu, Pemerintah Provinsi juga telah mengajukan usulan penambahan kuota afirmasi ke Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) agar lebih banyak dokter dari daerah bisa diterima dalam program spesialis melalui jalur khusus.
“Kami juga siapkan bantuan Uang Kuliah Tunggal (UKT) melalui program Berani Cerdas, untuk mendukung para dokter yang ingin lanjut ke jenjang spesialis,” tambahnya.
Reny juga mengapresiasi kegiatan simposium yang diikuti ratusan dokter umum ini, dan menyebutnya sebagai momentum penguatan kompetensi sekaligus sinergi antara tenaga kesehatan dan pemerintah.
“Kegiatan seperti ini memperkuat kekompakan kita. Pemerintah dan profesi medis harus terus berjalan bersama demi pelayanan kesehatan yang lebih merata,” pungkasnya.
Baca juga: Rakor di Stasiun KCJB Karawang, Menteri ATR/BPN Kawal Percepatan Pembebasan Lahan
Turut hadir dalam kegiatan tersebut antara lain Sekjen Pengurus Pusat PDUI Taufan Ihsan Tuarita, Ketua PDUI Sulteng Ketut Suarayasa, Ketua IDI Sulteng Muhammad Akbar, serta perwakilan organisasi profesi dan mitra kesehatan lainnya.
Jumlah dan Distribusi Dokter Spesialis
Ketersediaan di Kota Besar: Di Kota Palu, yang merupakan pusat layanan kesehatan di Sulteng, jumlah dokter spesialis sudah relatif baik.
Di sini terdapat rumah sakit besar seperti RSUD Undata dan beberapa rumah sakit swasta yang menyediakan berbagai layanan spesialis.
Kesenjangan di Daerah: Sebaliknya, kabupaten-kabupaten di luar Palu, seperti Buol, Banggai Kepulauan, atau Morowali, sering kali hanya memiliki jumlah dokter spesialis yang sangat terbatas, atau bahkan tidak ada sama sekali untuk beberapa spesialisasi penting.
Kondisi ini memaksa masyarakat untuk menempuh perjalanan jauh ke Palu untuk mendapatkan penanganan medis yang lebih kompleks.
Upaya Pemerintah Provinsi dan Kendala
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah terus berupaya mengatasi masalah ini melalui berbagai program dan kebijakan, di antaranya:
Program Pendidikan: Mengirimkan dokter umum untuk mengambil pendidikan spesialis dengan harapan mereka akan kembali dan mengabdi di daerah asal.
Insentif: Memberikan insentif dan fasilitas yang menarik bagi dokter spesialis yang bersedia bertugas di daerah terpencil.
Kerja Sama: Menggalang kerja sama dengan lembaga pendidikan dan rumah sakit besar untuk mendatangkan dokter spesialis ke daerah-daerah yang membutuhkan.
Meskipun demikian, ada beberapa kendala yang dihadapi, seperti:
Masalah Kesejahteraan: Gaji dan insentif yang belum optimal membuat dokter spesialis enggan pindah ke daerah.
Fasilitas: Keterbatasan fasilitas medis dan peralatan di daerah menjadi alasan lain bagi dokter spesialis untuk memilih bekerja di kota besar.
Aksesibilitas: Lokasi yang sulit dijangkau dan fasilitas umum yang terbatas juga menjadi pertimbangan bagi dokter spesialis yang sudah berkeluarga.
Secara keseluruhan, meskipun Sulawesi Tengah memiliki banyak dokter, tantangan terbesar tetap pada pemerataan dokter spesialis di seluruh wilayah.(*)
Sulawesi Tengah
Reny
Reny A Lamadjido
Wakil Gubernur Sulawesi Tengah
Universitas Tadulako (Untad)
Universitas Alkhairaat (Unisa)
Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS)
Panglima Garda Alkhairaat Tagih Penanganan Kasus Gus Pleret di Polda Sulteng |
![]() |
---|
Sambutan di PGP Extra PDUI, Wagub Sulteng Paparkan Keunggulan Program BERANI Sehat |
![]() |
---|
Wagub Sulteng Paparkan Program BERANI Sehat di Forum Dokter PGP Extra XVI Kota Palu |
![]() |
---|
PDUI Sulteng Gelar Workshop dan Seminar, Bahas Isu Kedokteran Terkini |
![]() |
---|
Hadiri Widuda, Pemprov Sulteng Juluki Lulusan LPK Widyaloka Palu The Real Multitasker |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.