Sulteng Hari Ini

Wagub Sulteng Tekankan Sinergi Tenaga Kesehatan dan Penguatan Program Kesehatan di Tolitoli

Dalam sambutannya, Reny menegaskan pentingnya tenaga kesehatan (nakes) untuk bekerja dalam satu komando. 

Penulis: Zulfadli | Editor: Regina Goldie
HANDOVER / BIRO ADPIM PEMPROV SULTENG
Wakil Gubernur Sulawesi Tengah, dr. Reny A. Lamadjido, menghadiri rapat kerja bersama jajaran Dinas Kesehatan Kabupaten Tolitoli di Aula Lantai 3 Hotel Alatas, Jumat (3/10/2025) 

Laporan Wartawan TribunPalu.com, Zulfadli

TRIBUNPALU.COM, TOLITOLI – Wakil Gubernur Sulawesi Tengah, Reny A Lamadjido, menghadiri rapat kerja bersama jajaran Dinas Kesehatan Kabupaten Tolitoli di Aula Lantai 3 Hotel Alatas, Jumat (3/10/2025).

Rapat tersebut dihadiri para pemangku kepentingan sektor kesehatan se-Kabupaten Tolitoli, termasuk direktur rumah sakit, kepala puskesmas, serta perwakilan instansi terkait.

Dalam sambutannya, Reny menegaskan pentingnya tenaga kesehatan (nakes) untuk bekerja dalam satu komando. 

Ia menekankan program Berani Sehat dan Cerdas sebagai langkah pro-rakyat yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat daerah. Program itu telah menjangkau 90 ribu warga di seluruh Sulawesi Tengah.

Baca juga: Kodam XXIII/Palaka Wira Akan Gelar Upacara Perdana HUT TNI ke-80 di Palu

“Sepanjang masyarakat masih memegang KTP Sulawesi Tengah, saya minta rumah sakit dan puskesmas menerima serta melayani pasien, meskipun BPJS mereka menunggak. Melalui aplikasi Sehati, layanan tetap bisa diakses,” ujar Reny.

Wagub juga menyoroti capaian Universal Health Coverage (UHC) di Kabupaten Tolitoli yang telah mencapai 85 persen, dengan kontribusi peserta JKN aktif sebesar 102 persen. 

Menurutnya, program Sehati sangat penting agar pemerintah daerah dapat memantau perkembangan program Berani Sehat di seluruh wilayah.

Baca juga: BREAKING NEWS: Truk Kontainer Terbalik Di Tondo, Diduga Kesalahan Penguncian

Selain itu, sejumlah isu kesehatan prioritas turut menjadi pembahasan, di antaranya:

Stunting: prevalensi masih di angka 27 persen. Reny meminta seluruh puskesmas mendata bayi dan balita yang tidak sesuai standar pertumbuhan.

ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa): puskesmas perlu mendapatkan pelatihan khusus terkait pemberian obat, serta memastikan pasien tidak lagi dipasung.

Tuberkulosis (TBC): koordinasi lebih intens diharapkan agar kebutuhan obat tidak kosong dan segera dilaporkan ke Dinas Kesehatan Provinsi.

Tenaga Medis Lokal: Reny berharap ada dokter asli dari Tolitoli. “Kalau ada putra/putri daerah yang sedang menempuh pendidikan kedokteran, segera difasilitasi agar kelak dapat mengabdi di daerah sendiri,” pesannya.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved