Morowali Hari Ini

Alih Fungsi Lahan Sawah di Morowali Kian Mengkhawatirkan, Kini Tersisa 3.200 Hektare

Penurunan tajam itu disebabkan alih fungsi lahan pertanian menjadi kawasan industri pertambangan

Penulis: Ismet Togean 20 | Editor: mahyuddin
HANDOVER
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Morowali, Abdul Muttaqin Sonaru 

Laporan Wartawan Tribunpalu.com Ismet

TRIBUNPALU.COM, MOROWALI – Kabupaten Morowali menghadapi tantangan serius terhadap keberlanjutan sektor pertanian.

Dalam beberapa tahun terakhir, luas lahan sawah di wilayah itu terus menyusut secara signifikan dari sekitar 12 ribu hektare kini tersisa hanya 3.200 hektare yang aktif tergarap.

Penurunan tajam itu disebabkan alih fungsi lahan pertanian menjadi kawasan industri pertambangan, terutama di wilayah berkembang pesat sebagai pusat industri nikel. 

Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Morowali Abdul Muttaqin Sonaru,dalam sebuah video yang diunggah di akun TikTok resmi Bupati Morowali @iksanbaharudin_. 

Baca juga: Pemkab Morowali Wacanakan Pembangunan Pabrik Pengolahan Pala

Dalam video berdurasi singkat itu, Abdul Muttaqin Sonaru menyoroti perubahan drastis bentang lahan pertanian di sejumlah kecamatan. 

“Kalau dulu kita punya 12 ribu hektare lahan sawah, kemudian menurun menjadi 7 ribu, hari ini tersisa hanya 3.200 hektare kurang lebih. Penciutan ini dipengaruhi oleh peruntukan untuk sektor pertambangan,” ujar Abdul Muttaqin dikutip TribunPalu.com, Minggu (26/10/2025).

Ia menjelaskan, wilayah Bahodopi yang dahulu menjadi basis utama pertanian kini telah berubah total setelah hadirnya kawasan industri besar.

Begitu pula di Bungku Timur dan Bungku Barat, di mana lahan pertanian produktif beralih menjadi kawasan industri.

“Bungku Timur juga sebagian, dengan hadirnya Hengjaya dan Vale, itu kemudian habis. Terpakai untuk kawasan industri. Tambah lagi Bungku Barat, ada ratusan hektare juga yang harus beralih fungsi,” jelas Abdul Muttaqin.

Baca juga: Morowali Siap Wujudkan Hilirisasi Perikanan, Dukung Program Kampung Merah Putih

Meski demikian, Abdul Muttaqin memastikan Pemerintah Kabupaten Morowali tetap berkomitmen menjaga keseimbangan antara pertumbuhan industri dan keberlanjutan sektor pertanian.

“Kami ingin Morowali tetap tumbuh sebagai daerah industri, tapi juga tidak kehilangan jati diri sebagai daerah pertanian. Industrinya maju, pertaniannya juga harus bertahan,” pungkasnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved